Cinta Ditolak Parang Bertindak, Dosen Bunuh Perawat, Ini Kampus Tempat si Dosen Mengajar

- Kamis, 6 Agustus 2020 | 16:58 WIB
Intan Muliyatin (kiri) dan AS (kanan). Intan dibunuh AS setelah menolak lamaran pria tersebut. (Ist)
Intan Muliyatin (kiri) dan AS (kanan). Intan dibunuh AS setelah menolak lamaran pria tersebut. (Ist)

Cinta ditolak, parang bertindak. Begitulah kiranya ungkapan yang pas untuk menggambarkan pembunuhan yang dilakukan oleh AS (31), dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima terhadap Intan Muliyatin (25), seorang perawat muda dan cantik yang telah dibiayainya kuliah.

AS menghabisi nyawa Intan karena lamarannya ditolak Intan dan orang tuanya, dengan kalimat yang menyayat hatinya.

Orang tua Intan mengatakan padanya, "Walaupun malaikat datang (melamar) saya akan tetap tolak."

Kalimat itu dirasai AS bak sebilah belati yang menusuk jantungnya. Akibatnya, matanya menjadi gelap dan sumbu pikirannya mendadak pendek.

-
Intan Muliyatin (25), perawat yang dibunuh oleh dosen berinisial AS (31) di Bima, NTB. (Facebook/Intan Muliyatin)

Dicegatnya Intan di Jalan Dana Traha Gunung Raja Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, pada Rabu (5/8/2020) sekitar pukul 8.28 WITA, dan dihabisinya nyawa perempuan yang selama ini dikiranya mencintainya.

Intan tidak dipungkiri memang cantik. Namun, dia dianggap tidak tahu terima kasih oleh AS. AS mengaku sudah membiayai kuliah Intan di kampus kesehatan di Makassar, tepatnya di Universitas Muslim Makassar, namun dia malah selingkuh dan pacaran dengan lelaki lain. 

Bahkan dari informasi yang dihimpun, Intan sudah berencana menikah dua bulan yang akan datang sebelum dibunuh oleh AS. 

"Selama ini saya sudah berjuang membiayai dia kuliah, tapi balasan orang tuanya seperti ini," kata AS.

Sebelum terjadi penusukan dengan parang, Intan dan AS sempat beradu mulut. Barangkali ketika itu AS bermaksud mendengar alasan yang lebih dapat diterimanya tentang penolakan lamarannya. Namun, harapan itu tak didapatnya.

“Tersangka sakit hati karena lamarannya ditolak orang tuanya,” ujar Kapolres Bima Kota, AKBP Haryo Tejo Wicaksono.

-
Intan Muliyatin (25), perawat yang dibunuh oleh dosen berinisial AS (31) di Bima, NTB. (Facebook/Intan Muliyatin)

Haryo menambahkan, AS sebelumnya membuntuti Intan sejak dari Pasar Ama Hami sebelum mencegatnya. 

Setelah menghabisi nyawa Intan, AS sempat melarikan diri dan bersembunyi. Namun tak sampai 24 jam, rasa bersalah yang menghantui nuraninya mendorongnya menyerahkan diri ke polisi.

Dalam sebuah video yang viral, terlihat keluarga dan kerabat Intan berkumpul menangisinya. Mereka tidak menyangka nasib tragis menimpa perempuan berparas cantik itu.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by lambe_gosip (@pakde.brengos) on

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X