Kejam, 2 Murid Dibelenggu & Disiksa Guru Hingga Hampir Mati di Sekolah Milik Seorang Syekh

- Rabu, 21 Oktober 2020 | 14:41 WIB
Pihak sekolah merantai muridnya. (Youtube/BBCnews)
Pihak sekolah merantai muridnya. (Youtube/BBCnews)

Perlakuan keji terjadi di dalam institusi sekolah yang harusnya mengajarkan murid-murid untuk lebih beradab dan berpendidikan, sekolah ini malah merantai dan menyiksa murid-muridnya hingga mengalami trauma mendalam.

Sekolah Islam di Sudan tidak hanya melukai murid-muridnya namun juga membekas psikis mereka hingga dewasa.

Sebuah liputan Investigasi BBCArabic menemukan penyiksaan anak secara sistemik yang terjadi di dalam khalwa, sekolah Islam di Sudan.

Selama 18 bulan, jurnalis Fateh al-Rahman Al-Hamdani merekam keadaan di dalam 23 sekolah khalwa, dan menemukan anak-anak laki-laki yang dirantai, dipukul, dan disiksa oleh guru-guru mereka.

Mohamed Nader adalah salah satu korban. Ia dimasukkan ke dalam penjara di dalam sekolah dan disiksa selama lima hari sampai nyaris meninggal dunia.

-
Seorang murid di rantai. (BBCNews)

 

Kini orang tuanya berjuang mencari keadilan.

Cambuk murid 30 kali

Mengutip Middle East Eye dalam satu contoh, pada khalwa Ahmed Hanafy yang dihormati di Darfur, seorang guru mencambuk seorang anak laki-laki lebih dari 30 kali di sebuah ruang belajar di bawah atap besi bergelombang yang panas. 

Hamdani menemukan anak-anak dibelenggu dan kadang-kadang sebanyak enam atau tujuh anak akan dirantai bersama di sekolah khalwa itu.

Banyak anak laki-laki kekurangan gizi dan dibiarkan dalam kondisi yang menyedihkan, termasuk dipaksa tidur di lantai. 

Pada satu khalwa, al-Khulafaa al-Rashideen, yang dijalankan oleh seorang pria bernama Sheikh Hussein, kebanyakan anak laki-laki dibelenggu dan dicambuk meski melakukan kesalahan sekecil apa pun.

"Mereka (syekh) membuat kami berputar-putar. Setiap kali salah satu dari kami jatuh, kami harus bangun lagi karena mereka terus mencambuk kami. Mereka mengatakan ini baik untuk kami," kata seorang siswa kepada BBC, Selasa (20/10).

Film dokumenter tersebut berpusat pada dua siswa berusia 14 tahun dari al-Khulafaa al-Rashideen, Mohamed Nader dan Ismail, yang didekam di khalwa dan disiksa selama lima hari tanpa diberi makanan atau air. Hamdani mengatakan, anak laki-laki itu dipukuli.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X