Polda Metro Jaya mengatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki dan mencari pihak yang mengajak dan memprovokasi pelajar untuk anarkis di tengah aksi unjuk rasa menolak pengesahan UU Cipta Kerja.
Hal itu disampaikan langsung Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Mako Polda Metro Jaya, Rabu (14/10/2020). Yusri juga menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan diketahui para pelajar mendapat undangan dari media sosial.
"Ini yang akan kita selidiki semuanya. Jangan jadi korban anak-anak kita yang masih kecil ini, anak-anak SMP, SMA yang diajak untuk melakukan demo, bahkan mereka berani melakukan kerusuhan," kata Yusri dikutip dari Antara, Rabu (14/10/2020).
Saat ini, pihak kepolisian telah menemukan beberapa pelajar yang ikut di unjuk rasa yang berujung ricuh pada 8 Oktober 2020 lalu. Serta pihaknya mengamankan massa aksi yang melakukan kericuhan pada 13 Oktober 2020.
"Hampir seluruhnya mereka mereka setiap ditanya pasti bilang undangan melalui media sosial dan diajak. Bukti-bukti yang kita temukan dari HP pun ada. Bahkan di grup mereka pun ada. Mereka ada yang tanggal 8 (Oktober 2020) sudah ikut, sekarang berangkat lagi," tambahnya.
"Kami sudah razia pun kami temukan di dalam tasnya ada yg membawa ketapel, ada yang membawa batu, macam-macam, bahkan yang diamankan oleh Polres Jakarta Pusat ada yang membawa golok," jelas Yusri.
Sejauh ini, Polda Metro Jaya telah mengamankan setidaknya 1.377 pemuda dan pelajar terkait unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja pada Selasa (13/10/2020).
