Ngaku Peduli Sastra, Mendikbud Nadiem Makarim Luncurkan Podcast 'Sandiwara Sastra'

- Selasa, 7 Juli 2020 | 01:20 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim. (Foto: Instagram/Nadiem Anwar Makarim)
Mendikbud Nadiem Makarim. (Foto: Instagram/Nadiem Anwar Makarim)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim merespons kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas acuh tak acuh terhadap sastra dan perkembangannya.

Pendiri Gojek yang dikenal piawai dalam berbisnis itu meresponsnya dengan meluncurkan siniar (podcast) yang dinamai dengan 'Sandiwara Sastra'. Dia mengaku, peluncuran podcast ini merupakan bentuk kepeduliannya terhadap dunia sastra Indonesia, sekaligus sebagai inovasi Program Belajar dari Rumah pada masa Pandemi COVID-19.

"Sastra menempati posisi penting dalam pemajuan budaya dan pembentukan karakter bangsa," ujar Nadiem dalam taklimat media secara daring di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (6/7/2020).

Nadiem, yang selama ini tak pernah terlibat dalam dunia sastra, bilang bahwa karya sastra pada hakikatnya tercipta dari situasi dan pergulatan diri, pengalaman, pengamatan, serta pemaknaan situasi dan latar belakang sejarah.

"Melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan. Seperti sekarang ini, pandemi memberi waktu bagi kita memetik makna dan belajar menjadi manusia kuat yang mampu menyongsong masa depan," katanya.

Nadiem juga bilang bahwa podcast 'Sandiwara Sastra' juga dimaksudkan untuk mengangkat literasi di Indonesia.

Alih wahana sastra ke dalam bentuk sandiwara audio siniar ini dapat disimak mulai 8 Juli 2020 pukul 17.00 WIB melalui podcast audio @budayakita. Podcast ini melibatkan 27 aktor dan aktris Tanah Air, masing-masing berdurasi 30 menit yang juga akan disiarkan melalui Radio Republik Indonesia (RRI) dengan maksud agar dapat menjangkau masyarakat lebih luas.

"Saya mengajak seluruh pelajar dan mahasiswa kembali menghidupkan dan mengenal karya sastra terbaik Indonesia melalui 'Sandiwara Sastra'," katanya.

'Sandiwara Sastra' tahap satu ini berisi alih wahana dari 10 karya sastra, antara lain adaptasi novel 'Ronggeng Dukuh Paruk' karya Ahmad Tohari, 'Helen dan Sukanta' karya Pidi Baiq, cerpen 'Kemerdekaan' karya Putu Wijaya, cerpen 'Mencari Herman' karya Dewi Lestari, cerpen 'Berita dari Kebayoran' karya Pramoedya Ananta Toer, dan adaptasi novel 'Lalita' karya Ayu Utami.

Selain itu, ada empat novel dan cerpen yang sedang dalam proses adaptasi sehingga secara keseluruhan pada tahap satu ada 10 karya sastra yang dialihwahanakan.

Iqbaal Ramadhan Jadi Burung Perkutut

Dalam podcast ini, aktor muda Iqbaal Ramadhan mendapat tantangan untuk memerankan karakter burung perkutut. Ini akan menjadi peran pertama aktor kelahiran Surabaya, 28 Desember 1999, itu di luar perannya sebagai manusia.

"Ini pertama kalinya aku akting bukan sebagai manusia, super interesting. Ini ada permainan karakter dan banyak dibantu Mas Gunawan Maryanto (sutradara "Sandiwara Sastra")," ujar Iqbaal dalam peluncuran "Sandiwara Sastra" secara daring, seperti dikutip dari Antara, Selasa (7/7/2020).

Iqbaal, yang melejit namanya setelah memerankan Dilan, mengatakan kalau dirinya nantinya tidak akan selalu berbicara dengan bahasa burung. Katanya, akan tetap ada dialog yang dapat dimengerti oleh orang yang mendengarkan.

"Ini bukan manusia memang, tapi gimana bisa menyuarakan suara burung tapi bisa dimengerti juga dengan orang-orang. Ini burungnya jadi kayak manusia. Itu menarik sekali sih," jelasnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X