Belakangan ini viral sebuah video yang memperlihatkan preman melakukan pungutan liar (pungli) terhadap seorang pedagang sate. Kini preman tersebut telah ditangkap dan mengakui perbuatannya adalah salah hingga ia meminta maaf.
Sebelumnya, preman yang bernama Roy Setiabugi itu memalak seorang pedagang sate di KM 12 Binjai Tepatnya di Jl. Pembangunan Komp. Palem Kencana, Sunggal, Medan Binjai.
Dalam video yang beredar, preman yang memakai kaos berwarna hitam itu dengan lantang mencoba untuk terus memeras pedagang kecil agar memberikan uang keamanan. Jika tidak, ia akan melakukan kekerasan.
Namun, belakangan ini beredar pula video preman tersebut telah ditangkap dan diamankan oleh Polsek Sunggal. Tampak dari video tersebut ia meminta maaf dan mengakui perbuatannya.
"Saya Roy Setiabugi menyatakan menyesal dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan saya bersedia meminta maaf kepada setiap pedagang sate. Walaupun saya digiring dan saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya lagi," kata preman yang memiliki tato di kedua lengannya.
Baca juga: Viral Preman Palak Pedagang Sate di Medan: Aku Gak Peduli Kau Makan Apa Gak, Bayar Kau!
"Saya menyesal. Saya tidak akan melakukan ini (memalak) lagi dan saya menyesal. Dan saya berjanji, saya akan melakukan permohonan maaf kepada setiap tukang sate yang ada di KM 12, Binjai," tambahnya.
Di sisi lain, Kapolsek Sunggal, Kompol Yasir Ahmadi menjelaskan bahwa tersangka yang melakukan pemalakan yang sempat viral di media sosial tersebut telah diamankan.
"Sudah kita amankan dan bersangkutan dibawa ke Polsek. Kita lakukan introgasi dan sampai saat ini, kita belum menerima laporan dari korban sehingga tindakan yang kita lakukan ini dalam rangka pembinaan agar yang bersangkutan tidak melakukan perbuatannya lagi dan kita minta untuk meminta maaf kepada kemarin pedagang sate yang berusaha untuk diperas," kata dia.
"Dan saat ini kita meminta kepada masyarakat apabila hal yang seperti ini terjadi kita berharap agar masyarakat mau melaporkan secara resmi ke Polsek Sunggal khususnya, agar kita bisa proses sesuai dengan hukum yang berlaku negara kita ini," tambah Yasir.
