Bank Sulit Diakses, Pinjaman Digital Bakal Melejit Sampai 20 Persen

- Kamis, 7 November 2019 | 15:24 WIB
Fintech Expo (Indozone/Alwan)
Fintech Expo (Indozone/Alwan)

Masyarakat Asia Tenggara termasuk Indonesia, dinilai masih memiliki akses terbatas pada lembaga jasa keuangan. Selain itu, lebih 70 persen, warga di kawasan ini, masih belum atau tidak memakai layanan kredit perbankan. 

Tetapi, adanya jasa keuangan digital, memacu pertumbuhan ekonomi digital kawasan Asia Tenggara, terutama dalam hal pendanaan atau kredit, seiring dengan tingginya penetrasi dan interaksi ponsel canggih di Asia Tenggara.

Dari laporan terbaru bertajuk "Fulfilling its Promise - The Future of Southeast Asia's Digital Financial Services Industry" dari Bain & Company, Google serta Temasek, disebutkan, Asia Tenggara sebagai salah satu wilayah terbesar dan paling berkembang pesat dalam hal digital ekonomi.

Paling tidak, transaksi digital di kawasan Asia Tenggara, bakal tembus US$1 triliun pada 2025. Di Indonesia, penetrasi kredit terhadap produk domestik bruto masih di bawah 20 persen. 

Dalam riset yang juga bagian dari "2019 e-Conomy SEA" yang mengulas enam pasar terbesar di Asia Tenggara diantaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, menegaskan, layanan pembayaran digital dan pengiriman uang digital berada di titik balik (inflection point)

Namun, dari ulasan riset, beberapa layanan lainnya seperti pinjaman, investasi, dan asuransi digital akan tumbuh lebih dari 20 persen per tahun hingga 2025. 

"Pinjaman digital tentu menjadi kontributor terbesar terhadap omzet jasa keuangan digital, berkat sejumlah inovasi pada pinjaman konsumer serta usaha kecil dan menengah (UKM)," ujar Managing Director, Asia Tenggara, Google Stephanie Davis dalam keteranganya, Kamis (7/11).   

Hasil riset menegaskan, secara keseluruhan ekonomi internet di Asia Tenggara, bakal tumbuh dengan pesat dan segera menembus US$300 miliar pada 2025, sering meningkatnya e-commerce serta transportasi daring (ride-hailing) dan pembayaran digital.

Saat ini, sebanyak 98 juta jiwa di enam negara ASEAN ini, masih belum terlayani perbankan. Jumlah tersebut, mencerminkan potensi terbesar dan bakal menjadi mesin pertumbuhan bagi pasar jasa keuangan digital. 

Namun, kata ia, pemerintah dan perusahaan telekomunikasi harus berperan penting dalam mempercepat pengembangan infrastruktur agar mampu melayani segmen penduduk ini dengan efisien.

"Kedua kalangan tersebut juga perlu memadukan aksesnya dengan produk dan kemampuan penjaminan yang baik dari para mitra," ujarnya.

Partner & Leader, Digital Practice, Asia Tenggara, Bain & Company Aadarsh Baijal menegaskan, tingkat penggunaan teknologi finansial dan platform teknologi di Asia Tenggara akan bertambah luas. 

"Para pemain baru juga mampu menutupi kesenjangan dalam aspek kepercayaan produk saat menghadapi pemain yang telah mapan, khususnya di pasar-pasar yang cepat berkembang seperti Indonesia dan Vietnam," ujarnya.

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X