Sikap Intoleran Muncul Akibat Tak Biasa Berpikir Reflektif

- Selasa, 19 November 2019 | 11:39 WIB
Ilustrasi/Antara/Aprillio Akbar
Ilustrasi/Antara/Aprillio Akbar

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menilai bahwa sikap intoleran muncul akibat tidak terbiasa berpikir secara reflektif bahwa kemajemukan menjadi kekayaan bangsa Indonesia.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Prof Hariyono juga menyebutkan, orang yang wawasannya tidak luas biasanya menjadi orang yang paling mudah terkena 'penyakit' intoleran.

Hal tersebut disampaikan oleh Hariyono saat Pembekalan Materi Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila Bagi Penceramah, Pengajar, dan Pemerhati, di Hotel Borobudur, Jakarta.

Hariyono juga mengatakan, kelompok intoleran adalah mereka yang tidak menghargai atau respek dengan sesuatu yang berbeda dengan dirinya atau keyakinannya.

Untuk membangun kehidupan kebangsaan yang sehat, perlu melihat kondisi riil bangsa Indonesia yang secara geografis pun berbeda, dari Aceh hingga Papua.

"Kondisi flora dan fauna juga sudah berbeda, manusianya juga berbeda. Kalau ini, kita perlakukan sama, tidak bisa," ungkap Hariyono.

Orang yang intoleran sama saja bertentangan dengan sunnatullah yang sejak awal menakdirkan perbedaan karena dengan perbedaan itulah sebagai ajang saling belajar.

Sikap saling menghormati dan menghargai, kata dia, bisa ditanamkan melalui festival-festival budaya yang selama ini sering digelar komunitas-komunitas di daerah masing-masing.

-
Ilustrasi/Antara/Nyoman Hendra Wibowo
-
Antara/Maulana Surya

Contohnya seperti komunitas-komunitas di tempat tinggal masing-masing yang selama ini melakukan gerakan gotong-royong. Dengan kegiatan tersebut, imunitas, daya tahan, dan kualitas kebangsaan semakin kuat.

Di dalam proses harian itulah, orang-orang tidak menanyakan perbedaan agama, melainkan bersama-sama dan bergotong-royong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi bersama.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X