Soal Corona, Konsultan Finansial Ingatkan Kerugian dari 'Panic Buying'

- Jumat, 6 Maret 2020 | 00:22 WIB
Ilustrasi - Petugas Satreskrim Polres Blitar melakukan pendataan di salahsatu pusat perbelanjaan saat sidak di Blitar, Jawa Timur, Rabu (4/3/2020). (photo/ANTARA/Irfan Anshori)
Ilustrasi - Petugas Satreskrim Polres Blitar melakukan pendataan di salahsatu pusat perbelanjaan saat sidak di Blitar, Jawa Timur, Rabu (4/3/2020). (photo/ANTARA/Irfan Anshori)

Di samping meluasnya virus corona ke beberapa negara dan juga di tanar air, Konsultan jasa finansial Grant Thornton mengingatkan kepada masyarakat agar mengetaui dampak dari melakukan panic buying atau pembelian secara berlebihan. Selain merugikan perekonomian, hal itu dapat merugikan secara personal.

Imbauan itu disiarkan oleh Audit & Assurance Partner Grant Thornton Indonesia Alexander Adrianto Tjahyadi, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

"Fenomena panic buying ini dapat menimbulkan kerugian secara keuangan, tidak hanya secara personal, namun juga secara luas. Kami menyarankan untuk menahan diri, dan membeli barang dalam jumlah sewajarnya. Kita semua berharap Virus Corona dapat ditangani dengan baik di Indonesia," kata Tjahyadi.

Dalam penjabarannya, ada tiga aspek kerugian yang berasal dari panic buying tersebut. Pertama adalah meningkatkan inflasi, karena aktivitas pembelian berlebihan akan memicu kelangkaan berbagai produk.

Kedua adalah panic buying akan berdampak pada keuangan rumah tangga. Ketiga adalah pemborosan karena bisa saja aktivitas pembelian itu untuk barang yang masa kedaluwarsanya.

"Melihat potensi kerugian yang akan diakibatkan tentu akan lebih bijak untuk menahan diri dan bersikap sewajarnya," tutup Tjahyadi.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X