Empat Daerah di Indonesia Penghasil Mata Biru

- Jumat, 2 Agustus 2019 | 15:58 WIB
photo/Ist
photo/Ist

Umumnya, orang Indonesia memiliki bola mata berwarna hitam atau cokelat. Karena itu, banyak orang yang akhirnya memilih memakai softlens berbagai warna untuk mempercantik penampilan.

Namun jangan salah, di beberapa daerah Indonesia ada penduduk yang memiliki mata berwarna biru. Menurut sejarah, Indonesia dulu memang sering disinggahi banyak bangsa-bangsa Eropa. Banyak dari mereka yang menetap dan menikah dengan penduduk asli Indonesia.

Inilah yang menjadi alasan ada penduduk Indonesia bermata biru dan kulit putih seperti ras kaukasia di Eropa. Berikut ini empat daerah di Indonesia penghasil mata biru:

1. Lamno, Aceh

-
photo/Ist

Di Kabupaten Aceh Jaya, sebagian besar warganya memiliki ciri fisik seperti orang Eropa. Mereka disebu-sebut keturunan dari bangsa Portugis. Namun, karena bencana tsunami tahun 2004 yang merenggut nyawa lebih dari 100 orang, alhasil warga bermata biru di Lamno nyaris punah.

2. Halmahera Timur, Maluku

-
photo/Ist

Di pedalaman hutan Halmahera Timur, Maluku, ada satu komunitas suku bernama Lingon. Menurut beberapa sumber, rata-rata warga di sana memiliki tampilan fisik dengan tubuh tinggi, kulit putih, rambut pirang, dan bermata biru. Jumlah mereka tidak diketahui pasti karena mereka mengasingkan diri ke dalam hutan karena konflik dengan suku Togutil yang tinggal di pesisir pantai.

3. Siompu, Sulawesi Tenggara

-
photo/Ist

Penduduk Indonesia bermata biru juga bisa ditemukan di Desa Kaimbulawa, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara. Informasi ini pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti benteng-benteng di Siompu bernama La Ode Yusrie. Benar saja, orang-orang bermata biru di desa tersebut masih memiliki garis silsilah dengan bangsa Portugis.

4. Kisar, Maluku

-
photo/Ist

Keberadaan penduduk dengan mata biru bisa dijumpai di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku. Sejumlah warga memiliki penampilan fisik seperti orang-orang Eropa. Konon katanya, warga keturunan Eropa di Pulau Kisar berasal dari Belanda, Jerman, dan Inggris. Mereka terdampar di wilayah itu pada awal abad ke-16.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X