Selasa (06/08/19) ribuan massa turun ke jalan di Ibu Kota Honduras, Tegucigalpa untuk mendesak Presiden Juan Orlando Hernandez mundur dari jabatannya.
Hernandes diduga telah menerima sejumlah uang dari gerombolan narkoba pada tahun 2013 untuk memenangkan pemilihan umum. Aksi unjuk rasa yang dilakukan para demonstran ini berujung rusuh hingga membakar tiga tempat bisnis di kota tersebut.
Untuk menghentikan aksi unjuk rasa yang semakin memanas, pihak kepolisain menembakkan gas air mata ke arah para demonstran, yang terus berteriak meminta Presiden untuk pergi dan turun dari jabatannya.
"Narco harus pergi, JOH harus pergi!", teriakan para demonstran menyebut singkatan nama presiden.
Kejadian ini bermula dari sebuah dokumen yang disiarkan pada ujung minggu lalu. Dokumen itu berisi ungkapan jaksa AS yang menduga bahwa Hernandez memenangkan pemilihan umum pada tahun 2013 karena mendapat dana dari para penyelundup narkoba.
Dokumen yang diajukan ke pengadilan di Distrik AS Selatan, New York mengungkapkan bahwa saat Hernandez melakukan kampanye, ia menerima uang sebesar 1,5 juta dolar AS dari kasus penyelundupan narkoba yang digunakan untuk menyuap para pejabat sebagai imbalan untuk perlindungan dan penuntasan pekerjaan umum.
Hernandez sendiri membantah bahwa dirinya adalah korban atas tuduhan dari gerombolan narkoba. Ia justru berkelit bahwa tuduhan itu berasal dari lawan politiknya, seperti mantan presiden Manuel Zelaya yang bekerja sama dengan gerombolan narkoba untuk mencoreng reputasi Hernandez.
Unjuk rasa yang semakin memanas ini membuat pihak kepolisian menembakkan gas air mata, namun para demonstran malah menyerang polisi dengan kayu dan batu di dekat gedung Kongres. Insiden ini menyebabkan lima orang mengalami cidera dan harus dirawat.
Demonstrasi agar Hernandez turun dari jabatannya diserukan oleh pernyataan bagi Pertahanan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat, kerja sama dengan serikat pedagang dan pekerja masyarakat yang telah berusaha untuk menurunkan jabatan presiden.
Hernandez sendiri telah mengalami tekanan sejak adiknya Tony ditangkap oleh pihak kepolisian di Miami pada November atas tuduhan penyelundupan narkoba.