Travel Agent Masih Keluhkan Kehadiran OTA 

- Jumat, 5 Juli 2019 | 13:41 WIB
Rakornas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) II Tahun 2019 dengan tema
Rakornas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) II Tahun 2019 dengan tema

Pelaku usaha pariwisata Indonesia dinilai belum siap menghadapi perkembangan industri online travel agent (OTA) yang sudah menjamur dan menjadi pilihan masyarakat terutama milenial untuk membeli tiket perjalan, tiket masuk kawasan wisata sampai pada pemesanan penginapan. 

Pemerintah meminta perusahaan perjalanan wisata (travel agent) maupun akomodasi hotel (hoteiler) mempersipakan diri dalam menghadapi perubahaan pasar di era tourism 4.0. "Saya yakin pasar sudah siap karena didominasi wisatawan milenial yang sudah digital, sedangkan industri masih perlu dipersiapkan,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Ia mengakui jika masih banyaknya keluhan para pelaku usaha travel agent yang mempersoalkan online travel agent (OTA). Padahal, 70 persen perilaku pasar telah bergeser ke arah digital."Industri travel agent sudah tidak lagi bisa mengandalkan ‘walk in service’ untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata. Semua sudah berubah dengan digital."

Langkah yang bisa dilakukan, lanjut ia, para pelaku industri pariwisata harus mengikuti perubahaan pasar. Dengan cara menghadapi persaingan (compete) dengan membuat platform online sendri atau bekerja sama (colaboration) denhan perusahaan OTA. 

Pemerintah telah menetapkan target hingga akhir 2019 jumlah kunjungan wisatawan bisa mencapai target 18 juta wisatawan. Hal itu lantaran jumlah wisman pada kuartal I/2019 telah melampaui angka psikologis 4 juta kunjungan.

Mengoptimalkan target wisman Kemenpar bersama pelaku bisnis pariwisata akan melakukan 4 strategi utama yakni optimalisasi program cross border tourism; hot deals, tourism hub, dan low cost carrier terminal (LCCT).

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X