Kini Stafsus Jokowi Billy Mambrasar Disorot, Ubah Bio Samakan Levelnya dengan Menteri

- Kamis, 16 April 2020 | 11:23 WIB
Billy Mambrasar Staf Khusus Presiden Jokowi. (Instagram/Billy Mambrasar)
Billy Mambrasar Staf Khusus Presiden Jokowi. (Instagram/Billy Mambrasar)

Setelah rekan sejawatnya Andi Taufan Garuda Putra dan Belva Devara jadi perhatian publik karena diduga melibatkan perusahaannya dalam proyek pemerintah, kini giliran Staf Khusus Presiden Jokowi Gracia Billy Mambrasar yang jadi sorotan.

Ini setelah dalam profil di bio LinkedIn-nya mengklaim jabatan yang diembannya sebagai Staf Khusus Presiden sama halnya dengan jabatan Menteri.

Berikut petikan statusnya dalam bio tersebut:

"Saya menjabat satu dari 14 staf khusus presiden Republik Indonesia. Posisi ini sama levelnya dengan menteri yang melaporkan kinerja langsung pada Presiden untuk koordinasi harian, penasehatnya dalam membuat draf kebijakan dan strategi nasional negara. Posisi ini seperti posisi west wing di gedung putih di Amerika Serikat."

-
Bio stafsus Presiden Jokowi, Billy Mambrasar. (Dok. Istimewa)

 

Namun dalam bio terbarunya, ia tak lagi menyertakan kalimat setara dengan menteri.

Dalam bio barunya, Billy menjelaskan bahwa ia adalah stafsus Presiden Jokowi yang tiap hari berkoordinasi dan memberi masukan ke presiden terkait penyusunan kebijakan serta strategi pemerintah.

-
Billy Mambrasar Staf Khusus Presiden Jokowi. (Instagram/Billy Mambrasar)

 

Entah apa penyebab dia kemudian mengubah statusnya tersebut.

-
Bio stafsus Presiden Jokowi, Billy Mambrasar. (Dok. Istimewa)

 

Namun Billy Mambrasar menjelaskan kalau dirinya berasal dari Papua dan merupakan Founder dan CEO Kitong Bisa. Dalam satu video Youtube ID DevForum, Billy menyebutkan kalau dia merupakan seorang aktifis pendidikan dan promotor kewirausahaan sosial.

Namun siapa yang menyangka pria yang berasal dari Yapen di utara Pulau Papua hanya berasal dari anak yang tidak mampu. Sudah sejak SMP sudah meninggalkan rumah. Bahkan sampai dia menempuh pendidikan SMA pun infrastruktur listrik belum masuk di desanya.

Dia mengatakan kalau rumahnya sangat sederhana hanya terbuat dari atap daun dan pelepah sagu. Untuk bertahan hudup pun Billy mengaku lima orang bersaudara dari keluarnya harus berjualan kue di pasar.

"Maupun sepulang sekolah kami harus menjual banyak sekali produk buatan ibu. Produk tangan buatan ibu untuk bisa makan," katanya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X