Wakil Ketua MPR Dukung Keterlibatan Perempuan Dalam Parlemen Indonesia

- Senin, 20 Juni 2022 | 13:55 WIB
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat. (ANTARA FOTO)
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat. (ANTARA FOTO)

Lestari Moerdijat selaku wakil ketua MPR menyebutkan perempuan harus memecahkan kaca stereotip yang mengukung untuk meningkatkan peran dalam kebijakan publik.

Stereotip yang dimaksud adalah penilaian jika citra perempuan yang harus menjadi manusia sempurna.

"Selama ini perempuan selalu dicitrakan harus menjadi manusia yang sempurna. Untuk meningkatkan perannya dalam setiap kebijakan publik, perempuan harus berani untuk menjadi tidak sempurna dengan memecahkan tembok kaca stereotip yang mengungkungnya," kata dia, dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari ANTARA.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara webinar bertajuk “Diaspora Global Aceh Revisiting Pahlawan Perempuan Aceh Dalam Kepemimpinan Perempuan” yang berlangsung pada hari sabtu 18 Juni.

Ia juga menyebutkan jika perempuan khususnya yang berasal dari Aceh seperti Laksamana Keumalahayati (1550-1615), Tjut Nyak Dien (1848-1908), dan Cut Nyak Meutia (1870-1910) memiliki peran dalam perjuangan bangsa Indonesia dan kedaulatan kerajaan Islam.

“Adapun sejarah nusantara mencatat, perempuan telah menjadi bagian dari perjuangan bangsa Indonesia. Apalagi secara khusus perempuan Aceh memiliki kedaulatan dalam kerajaan Islam antara 1641-1699,” ujarnya.

Baca Juga: PKS Gelar Rapimnas Hari Ini, Bahas Koalisi hingga Kriteria Calon Presiden

Lestari Moerdijat mengutip data dari World Bank tahun 2019 yang mencatat keterwakilan perempuan di parlemen Indonesia menduduki peringkat ke-7 di Asia Tenggara, para perempuan Indonesia juga sedang berusaha meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen menjadi 30 persen.

“Data tersebut memperlihatkan partisipasi perempuan Indonesia dalam parlemen masih terbilang rendah. Karena itu, berbagai upaya untuk mendorong agar perempuan mampu keluar dari stereotip yang mengukungnya selama ini harus terus diupayakan,” katanya.

Untuk mewujudkan hal tersebut ia menyebutkan jika membuka cakrawala berpikir perempuan diperlukan dengan pemberdayaan sisi pendidikan dan pengetahuan. 

Penulis: Iqlima Shofiyyah Nasution

Sumber: ANTARA

Artikel Menarik Lainnya: 

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X