Presiden Jokowi Sebut Masalah di DKI Jakarta Hanya Banjir dan Macet

- Rabu, 18 Desember 2019 | 15:22 WIB
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Fakhri Hermansyah
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Fakhri Hermansyah

Presiden Joko Widodo menilai bahwa permasalahan yang dihadapi oleh ibu kota Jakarta hanya banjir dan macet. Ia mengatakan, kedua masalah ini sedang dikerjakan solusinya.

-
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Pernyataan tersebut diungkapkan Presiden Jokowi dalam acara diskusi Presiden Jokowi dengan wartawan di Balikpapan pada Rabu (18/12). Saat itu, seorang wartawan mempertanyakan musibah banjir yang terjadi di beberapa titik di Jakarta. Bahkan, ada sejumlah video memperlihatkan ibu kota Jakarta terendam banjir.

-
ANTARA FOTO/Jaya Kusuma

"Persoalan besar di Jakarta hanya 2 yaitu banjir, yang kedua macet, banjir kita memang masih dalam proses membangun bendungan yang namanya Sukamahi dan Ciawi, di Bogor. Selesai kira-kira akhir tahun depan Insya Allah," ujar Presiden Jokowi.

"Kalau dua bendungan itu sudah jadi (banjir Jakarta) akan bisa lebih dikendalikan tapi juga sangat tergantung sekali dengan pembersihan got, kemudian juga pelebaran dari sungai Ciliwung yang sampai di Jakartanya menyempit, ketiga manajemen pengelolaan pintu-pintu air dan pengerukan waduk-waduk di Jakarta seperti waduk Pluit dan lainnya," lanjut presiden.

Sementara untuk urusan macet, Presiden Jokowi mengatakan sudah ada sejumlah transportasi massal yang dioperasikan di Jakarta.

-
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

"Untuk urusan macet, kita juga sudah membangun MRT (mass rapid transport) tahap 1 selesai, bangun LRT (light rapid transport) yang nanti akhir 2021 Insya Allah selesai akan sangat mengurangi macet," kata presiden.

Ia menambahkan, dengan mengintegrasikan enam moda transportasi di DKI Jakarta adalah langkah paling ampuh untuk mengurangi kemacetan.

-
ANTARA FOTO/M Risyal Hidaya

"Dan tentu mengintegrasikan dari moda transportasi yang ada LRT digabung dengan MRT digabung dengan Transjakarta dengan commuter (line) dengan kereta bandara nanti mungkin dengan kereta cepat, jadi 6 transportasi diintegrasikan semua akan sangat-sangat mengurangi kemacetan Jakarta," jelasnya.

Presiden Jokowi juga mengatakan, bila ibu kota negara Indonesia tidak pindah, maka permasalahan banjir dan macet juga tak bisa diatasi.

"Tapi sekali lagi kalau tidak pindah ibu kota ya memang tetap akan sulit karena semua orang ingin meniti karir di Jakarta, bisnis di Jakarta, semua mikir dari seluruh tanah air ke Jakarta semua atau mungkin ke Jawa," ungkap Presiden Jokowi.

Dengan kondisi seperti ini menurut presiden, dapat menambah kepadatan penduduk.

"Sebanyak 56 persen penduduk kita di Jawa khususnya Jakarta dan sekitarnya, PDB (Pendapatan Domestik Bruto) ekonomi kita 58 persen ada di Jawa khususnya di Jakarta, sehingga perlu pemerataan ekonomi," ucapnya.

Selasa (17/12) ada 19 genangan air di Jakarta, yaitu di Jalan HR Rasuna Said genangan setinggi 10-20 sentimeter, Jalan Denpasar Raya 10-30 sentimeter, serta Jalan Pasar Kebayoran Lama yaitu 10-35 sentimeter.

-
ANTARA FOTO/Jaya Kusuma

Di Jakarta Pusat sendiri genangan air terjadi di Jalan Gerbang Pemuda setinggi 10-25 sentimeter, Jalan Gelora 10-30 sentimeter, Jalan Asia Afrika 10-20 sentimeter, dan Jalan Pangeran Diponegoro itu 5-15 sentimeter.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X