Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu tengah gencar membongkar kebobrokan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Lantas, ia pun dihadapkan pertanyaan apakah Menteri BUMN Erick Thohir layak dicopot atau direshuffle dari jabatannya.
Dalam sebuah diskusi virtual yang bertema 'Bincang Santai Bersama Adian Napitupulu', ia merasa tidak memiliki kapasitas untuk menentukan kelayakanan menteri yang pantas direshuffle.
"Saya tidak mau berbicara apakah Erick Thohir layak direshuffle atau tidak. Karena menurut saya itu bukan kapasitas saya untuk berbicara seperti itu," ucap Adian, Kamis (23/7/2020).
Menurut Adian, hal tersebut telah menjadi kapasitas Jokowi sebagai kepala negara dengan mengevaluasi menteri-menterinya. Namun, ia pun sempat memaparkan target-target Jokowi ketika membentuk susunan kabinet.
"Pertama target pertumbuhan ekonomi 5,3%, target angka kemiskinan 8,5 sampai 9%, target penerimaan Rp2.221,5 triliun dan sebagainya. Dari target-target yang mau dicapai itu disusunlah kabinet. Untuk mencapai target ini, kabinet yang dibutuhkan seperti apa. Apakah situasi hari ini seperti ini? Tidak," paparnya.
Ia menyebutkan dengan situasi yang diibaratkan sebagai jalan terjal dan tidak mulus seperti saat ini, Adian mempertanyakan menteri-menteri Jokowi apakah sudah siap menjalaninya dengan kemampuan yang sangat maksimal atau tidak.
"Situasi hari ini bukan jalanan yang mulus, kalau kita ibaratkan jalan, menanjal ke atas, sangat curam karena wabah Covid-19. Kalau dalam situasi jalan tanjakan, sekian hambatan di jalan, jangan-jangan kita butuh kabinet double garda," terang Adian
"Masalahnya, menteri yang disiapkan dengan target ini, mampu mengganti mesinnya? Mampu menjadi mesin double garda? Presiden yang mampu evaluasi itu, bukan saya," pungkasnya.
