Peneliti UGM Sebut GeNose Tetap Bisa Digunakan Bagi yang Berpuasa

- Senin, 12 April 2021 | 18:06 WIB
Ilustrasi: Calon penumpang kereta api mengembuskan nafasnya ke dalam kantong untuk dites COVID-19 dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kamis (4/2/2021). (photo/ ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Ilustrasi: Calon penumpang kereta api mengembuskan nafasnya ke dalam kantong untuk dites COVID-19 dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kamis (4/2/2021). (photo/ ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Tim Peneliti dan Pengembangan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memastikan alat skrining dan diagnostik COVID-19 berbasis embusan napas "GeNose C19" tetap bisa digunakan oleh masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa.

"Selama bulan Ramadhan GeNose tetap bisa digunakan bagi masyarakat yang memang harus beraktivitas di luar rumah," kata Juru Bicara Tim Peneliti dan Pengembang GeNose C19 Mohamad Saifudin Hakim saat konferensi pers secara virtual di Yogyakarta, Senin (12/4) dikutip dari ANTARA.

Menurut dia puasa tidak akan menghambat kemampuan deteksi alat ciptaan para peneliti UGM itu karena di luar bulan Ramadhan pun masyarakat yang hendak menggunakan GeNose diminta berpuasa selama setengah sampai satu jam untuk menjaga kondisi rongga mulut.

"Harus menjaga kondisi rongga mulut dengan menghindari makanan dan minuman terutama yang mempunyai aroma yang kuat supaya hasil tes GeNose membuahkan hasil yang maksimal," katanya.

Meski demikian, khusus bagi masyarakat yang berpuasa, kata dia, uji napas menggunakan alat itu disarankan dilakukan pada pagi hari.

"Lebih baik lagi didahului dengan berkumur atau bisa dilakukan satu jam setelah berbuka puasa," kata Mohamad Saifudin Hakim.

Baca juga: Moeldoko Pastikan Transisi Pengelolaan TMII Transparan, 'Sehingga Tidak Ada Persoalan'

Sementara itu, perwakilan dari tim pengembang GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan deteksi COVID-19 dengan GeNose untuk masyarakat yang berpuasa dianjurkan memilih waktu tidak lebih dari enam jam setelah makan sahur.

Apabila lebih dari waktu yang dianjurkan tersebut, katanya, ada kemungkinan gas asam lambung memengaruhi pembacaan GeNose.

Berdasarkan hasil penelitian, kata dia, gas asam lambung bisa memunculkan positif palsu atau positif lemah dari hasil pemeriksaan napas menggunakan GeNose.

Jika pengambilan sampel napas terpaksa melebihi waktu enam jam setelah sahur dapat diantsipasi dengan berkumur, menggunakan siwak, atau menyikat gigi terlebih dahulu.

"Sehingga gas dari asam lambung itu bisa ternetralisir," ujarnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X