Pengamat Nilai Ada Penggiringan Opini dari Pernyataan Puan Maharani Soal Sumbar

- Rabu, 9 September 2020 | 11:17 WIB
Ketua DPR Puan Maharan. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Ketua DPR Puan Maharan. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing sangat menyayangkan terjadinya wacana di ruang publik terkait dengan pernyataan Puan Maharani baru-baru ini.

Menurutnya, pihak yang yang tidak setuju lebih cenderung pendapatnya bernuansa politis praktis, daripada substansi makna mendalam dari pernyataan Puan tentang 'Semoga Sumbar jadi pendukung negara Pancasila'.

Jika disimak dengan teori akal sehat saja, Emrus menilai ungkapan yang dilontrakan Puan sedikitpun tidak menyebut, apalagi menyinggung suku atau etnis tertentu yang ada di Sumatera Barat.

Emrus menjelaskan bahwa diksi yang ada pada kalimat tersebut yaitu 'Sumbar' sebagai nama provinsi yaitu Sumatera Barat. Bukan suku atau etnis tertentu.

"Lagi pula di Indonesia sebagai negara kesatuan, kita harus memaknai bahwa setiap propinsi milik kita bersama, bukan seolah milik satu etnis atau suku tertentu, sekalipun etnis tersebut lebih dulu datang dan tinggal di provinsi tersebut dan boleh jadi lebih banyak jumlahnya," ucap Emrus, Rabu (9/9/2020).

"Karena itu juga, pada kesempatan ini saya menyarankan pada kampanye Pilkada tahun ini agar menghindari politik identitas sempit, seperti menyebut pilihlah 'putra daerah'. Kampanye semacam ini tidak tepat di Indonesia sebagai negara kesatuan," tambahnya.

Oleh sebab itu, Emrus menyarankan agar calon kepala daerah untuk fokus pada program pembangunan di semua sektor, termasuk penanganan kasus Covid-19 untuk kesejahteraan rakyat.

"Warga masyarakat Sumbar, dari segi etnis atau suku sangat heterogen. Dugaan saya, semua suku dari seluruh tanah air sudah ada di Sumbar, atau setidaknya pernah tinggal di sana. Jadi, Sumbar itu bukan suku atau etnis," tutup Emrus.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X