Tips dan Panduan Naik Pesawat di Masa PSBB Juni 2020: Catatan Perjalanan Jurnalis Indozone

- Rabu, 3 Juni 2020 | 11:41 WIB
Pesawat Citilink parkir di dekat garbarata di Yogyakarta International Airport (YIA) menunggu penumpang masuk ke dalam, Selasa (2/6/2020). (Foto: Indozone/ABUL MUAMAR)
Pesawat Citilink parkir di dekat garbarata di Yogyakarta International Airport (YIA) menunggu penumpang masuk ke dalam, Selasa (2/6/2020). (Foto: Indozone/ABUL MUAMAR)

Para penumpang Citilink dengan Nomor Penerbangan QG 781 tujuan Kualanamu Medan, dipersilakan masuk ke pesawat udara melalui Pintu 1. Terima Kasih.

Operator Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, memanggil. Para penumpang lantas berbaris mengantre pemeriksaan tiket untuk yang terakhir kalinya, sebelum masuk ke kapal terbang yang sudah menunggu di samping garbarata di tepi landasan pacu. Jaga jarak minimal satu meter diterapkan. Tidak ada desak-desakan seperti pada hari-hari biasanya.

Tidak banyak penumpang hari itu, Selasa, 2 Juni 2020. Dari 180 kursi penumpang yang tersedia, hanya 40 yang terisi. Nyaris semua barisan kursi hanya diisi satu orang. Bahkan banyak barisan yang tak terisi sama sekali.

Saya ada di antara 40 penumpang itu, duduk di kursi nomor 17E, persis di bagian sayap kanan pesawat. Seperti yang sudah saya katakan, tidak ada orang di sebelah kanan-kiri saya. Saya bebas duduk merentangkan kaki. Sungguh nyaman rasanya jika dibandingkan dengan masa-masa normal, di mana saya harus meluruskan kaki saya yang jenjang ini ke depan selama kurang lebih tiga jam.

-
Kursi penumpang pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG 781 YIA-KNO tampak sepi. Dari 180 kursi, hanya 40 yang terisi hari itu, Selasa (2/6/2020). (Foto: Indozone/ABUL MUAMAR)

Semudah itukah? Tunggu dulu. 

Sebelum akhirnya saya dan penumpang lainnya bisa duduk di kursi pesawat, ada 'perjalanan panjang', jika bukan drama, yang kami lalui.

Saya sendiri nyaris tidak jadi terbang hari itu. Hingga H-2 keberangkatan, pihak maskapai tidak memberitahukan kepada saya (dan mungkin juga semua penumpang lain) bahwasanya saya harus menyiapkan berkas-berkas persyaratan terbang, sesuai Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2020.

Karena khawatir, Minggu malam, 31 Mei 2020, saya lantas menelepon call center Citilink, menanyakan perihal tersebut.

-
Laut Selatan (Samudra Hindia) tampak dari atas pesawat, Selasa (2/6/2020). (Foto: Indozone.id/ABUL MUAMAR)

Benar saja, ternyata saya memang harus menyiapkan berkas-bekas itu. Saya pun tak bisa menahan diri untuk tidak misah-misuh. Bagaimana mungkin sehari saya bisa menyiapkan Surat Keterangan Bebas Covid-19, Surat Keterangan Sehat (Tidak Bergejala), dan surat Pernyataan Bermaterai yang diketahui kepala desa tempat saya tinggal di Jogja?

-
Seorang penumpang pesawat Citilink QG 781 jurusan YIA-KNO menatap ke luar jendela. Dari 180 kursi, hanya 40 yang terisi hari itu, Selasa (2/6/2020). (Foto: Indozone/ABUL MUAMAR)

Satu-satunya yang sudah saya pegang hanyalah surat dinas dari kantor.

Karena saya katakan "tidak mungkin saya bisa mengurus surat-surat itu", si operator memberi saya dua opsi: (1) reschedule keberangkatan tetapi harus membayar biaya tambahan sesuai tanggal yang saya pilih, atau (2) refund tapi prosesnya memakan waktu 30-90 hari.

Karena pendek pikiran, apalagi malam itu otak saya sudah lelah setelah bekerja sejak pagi, saya lantas memilih refund.

Dan ternyata dari sinilah drama itu bermula. Pengajuan refund tidak bisa langsung dieksekusi oleh pihak Citilink karena saya membeli tiket melalui agen Pegipegi.

"Bapak Abul Muamar harus menghubungi pihak travel agent dalam hal ini Pegi-pegi tempat bapak membeli tiketnya. Nanti pihak Pegi-peginya yang akan mengajukan permohonan refund-nya ke kami (Citilink). Itu prosesnya memakan waktu 1 sampai 3 bulan," kata Mbak-mbak operator Citilink.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X