Tiga hari setelah ledakan, Lebanon kembali dihdapkan dengan permasalahan baru. Puluhan orang melakukan aksi demonstrasi di depan gedung palemen di kota Beirut pada Kamis malam (6/8/2020) menuntut pemerintah mundur.
Dilansir AlJazeera, mereka menilai pemerintah tidak becus dan dianggap gagal mengurus negara. Ledakan yang menewaskan 157 orang itu dianggap semakin menambah beban masyarakat Lebanon. Sebab, saat ini negara tersebut masih berjuang mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Namun, demo berlangsung rusuh. Para demonstran melempari aparat keamanan dengan batu, mencoret-coret sejumlah toko dan menyalakan api. Sejumlah orang juga dikabarkan terluka dalam aksi demo tersebut.
Lebanon sendiri saat ini dipimpin oleh Presiden Michel Aoun dan Perdana Menteri Hassan Diab.
Sebelumnya, ledakan hebat yang terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat telah menghancurkan sejumlah bangunan bertingkat. Seperti diberitakan Reuters, para saksi mengatakan tampak kaca di rumah-rumah penduduk hancur dan menyebabkan balkon apartemen runtuh.