Pengamat: Ganjil Genap Tepat untuk Kendalikan Volume Kendaraan di Jakarta

- Selasa, 4 Agustus 2020 | 16:13 WIB
Ilustrasi lalu lintas di DKI Jakarta. (ANTARA/Hafidz Mubarak A)
Ilustrasi lalu lintas di DKI Jakarta. (ANTARA/Hafidz Mubarak A)

Penerapan kebijakan ganjil genap yang dilakukan pemprov DKI Jakarta mulai 3 Agustus 2020 untuk mengendalikan kepadatan lalu lintas ibu kota merupakan langkah yang tepat di tengah peningkatan volume kendaraan pasca bergulirnya masa new normal.

Meskipun saat ini pemprov DKI Jakarta masih memperpanjang PSBB Transisi, namun pengendalian traffic kendaraan perlu diatur dengan skema kebijakan ganjil genap sebagai instrumen yang tersedia untuk mengendalikan kepadatan lalu lintas.

"Soal ganjil genap, saya kira karena traffic-nya sudah meningkat maka perlu dilakukan pengendalian manajemen lalu lintas. Harus diterapkan pengendalian lalu lintas dan saat ini, yang sudah tersedia konsepnya kan ganjil genap. Jadi, saya mendukung," kata Pengamat transportasi, Darmaningtyas pada Indozone, Selasa (4/8/2020).

Terkait dampak dari penumpukan penumpang yang terjadi di stasiun yang dianggap karena pembatasan pergerakan kendaraan karena kebijakan tersebut, ia mengungkapkan tidak ada hubungan dengan ganjil genap karena itu merupakan pilihan masyarakat.

"Itu nggak ada hubungan dengan ganjil genap, kalau ada penumpukan di stasiun. Kalau di stasiun itu, karena masyarakat pengennya naik kereta. Kalau penumpukan di stasiun, itu berarti, masyarakat masih banyak yang mengandalkan kereta api untuk mobilitas mereka. Kecuali ada penumpukan di halte atau di jalan," ujarnya.

Ia menilai kebijakan ganjil genap akan membuat orang beralih ke moda transportasi umum, yang nilainya masih memiliki kapasitas yang aman untuk penerapan protokol kesehatan bagi masyarakat yang menggunakannya.

"Kalau masyarakat lari ke angkutan umum, itu ruangnya masih ada. Karena seperti Transjakarta atau Busway itu, kendaraannya ditambah 25% untuk mengantisipasi peningkatan penumpang. Tapi Penumpangnya kemarin baru naik 6%. Kan spacenya masih banyak," tuturnya.

Ia menambahkan, saat ini belum ada kasus masyarakat terkena Covid-19 karena menggunakan angkutan umum. Jadi transportasi umum masih aman untuk digunakan, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Covidnya kan bukan karena transportasi. Selama ini kan belum pernah ada mereka yang kena Covid, karena habis naik kendaraan umum. Yang ada kan di pasar, di kantoran. Jadi nggak masalah," tuturnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X