Ilmuwan Ini Menumbuhkan Sel Manusia dalam Embrio Monyet, Tuai Banyak Kritikan

- Jumat, 16 April 2021 | 11:34 WIB
Ilustrasi monyet (freepik)
Ilustrasi monyet (freepik)

Ilmuwan AS telah menumbuhkan sel manusia dalam embrio monyet dalam upaya untuk lebih memahami tentang bagaimana sel berkembang dan berkomunikasi satu sama lain.

Tetapi beberapa ahli etika di Inggris telah menyuarakan keprihatinan, dengan mengatakan pekerjaan itu menimbulkan tantangan etika dan hukum yang signifikan dan membuka kotak Pandora untuk chimera manusia-bukan manusia.

Mereka menyerukan diskusi publik tentang tantangan etika dan peraturan yang terkait dengan chimera manusia-hewan, organisme yang selnya berasal dari dua individu atau lebih.

Para peneliti dari Salk Institute di California menghasilkan apa yang dikenal sebagai monyet-manusia chimera, dengan sel punca manusia, sel khusus yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel dimasukkan ke dalam embrio kera di cawan petri di laboratorium.

Para ilmuwan, yang dipimpin oleh Profesor Juan Carlos Izpisua Belmonte, mengatakan pekerjaan mereka dapat membuka jalan untuk mengatasi kekurangan organ yang dapat ditransplantasikan serta membantu memahami lebih banyak tentang perkembangan awal manusia, perkembangan penyakit, dan penuaan.

"Pendekatan chimeric ini bisa sangat berguna untuk memajukan penelitian biomedis tidak hanya pada tahap paling awal kehidupan, tetapi juga tahap kehidupan terbaru," kata prof Izpisua Belmonte.

Pada tahun 2017, Prof Izpisua Belmonte dan timnya menciptakan hibrida manusia-babi pertama, di mana mereka memasukkan sel manusia ke dalam jaringan babi tahap awal tetapi menemukan bahwa sel manusia di lingkungan ini memiliki komunikasi molekuler yang buruk.

Jadi tim memutuskan untuk menyelidiki chimera yang tumbuh di laboratorium menggunakan spesies yang lebih dekat hubungannya yakni kera.

Embrio chimeric manusia-monyet dipantau di laboratorium selama 19 hari sebelum dihancurkan.

Menurut para ilmuwan, hasil yang dipublikasikan di jurnal Cell, menunjukkan bahwa sel induk manusia bertahan dan terintegrasi dengan efisiensi relatif yang lebih baik daripada percobaan sebelumnya pada jaringan babi.

Prof Izpisua Belmonte menyatakan bahwa pekerjaan mereka telah memenuhi pedoman etika dan hukum saat ini.

"Pada akhirnya, kami melakukan studi ini untuk memahami dan meningkatkan kesehatan manusia," katanya.

Mengomentari penelitian tersebut, Dr Anna Smajdor, dosen dan peneliti dalam etika biomedis di Norwich Medical School, University of East Anglia, mengatakan terobosan ini memperkuat fakta yang semakin tak terhindarkan, kategori biologis tidak tetap, kategori tersebut berubah-ubah.

"Para ilmuwan di balik penelitian ini menyatakan bahwa embrio chimeric ini menawarkan peluang baru, karena 'kami tidak dapat melakukan jenis eksperimen tertentu pada manusia," tambahnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X