Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon baru-baru ini berbicara soal wacana radikalisme di Tanah Air. Anggota DPR itu menilai bahwa wacana radikalisme bisa menciptakan prasangka dan fitnah tiada henti.
Hal itu disampaikan Fadli Zon dalam akun Twitter-nya untuk menanggapi berita terkait banyaknya PNS yang terpapar radikalisme.
"Harus dievaluasi, jangan-jangan yang nilai radikalisme tak mengerti radikalisme itu apa. Wacana radikalisme bisa membuat prasangka dan fitnah tak henti, dijadikan alat bungkam kritik atau refleksi fobia Islam. Ini yang bikin demokrasi RI jeblok ke rangking 102," tulis Fadli Zon, seperti yang dikutip INDOZONE, Senin (19/4/2021).
Harus dievaluasi, jangan2 yg nilai radikalisme tak mengerti radikalisme itu apa. Wacana radikalisme bisa membuat prasangka n fitnah tak henti, dijadikan alat bungkam kritik atau refleksi fobia Islam. Ini yg bikin demokrasi RI jeblok ke rangking 102. https://t.co/6M9kCekC87
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) April 18, 2021
Sejauh ini, cuitan Fadli Zon itu mendapat 76 balasan netizen, 204 retweet, dan 744 suka.
Sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo menyebutkan bahwa pemerintah banyak kehilangan PNS pintar akibat terpapar radikalisme. Selain dipecat, ada juga PNS yang diturunkan pangkatnya.
”Dalam sebulan, pihaknya bisa memecat dan menonjobkan sebanyak 30-40 ASN, karena telah terpapar paham radikal itu. Selain itu, ada juga yang diturunkan pangkat dan dijatuhkan sanksi lainnya,” ucapnya.
Menurutnya, hal itu merupakan bagian kecil dari PNS yang ada di Indonesia. Sedang sebagian besar lainnya, dalam tiga tahun terakhir ini, diakuinya produktivitas ASN semakin membaik dan mengalami peningkatan.
"Saya masih cukup sedih, hampir setiap bulan saya memutuskan dalam sidang kepegawaian. Masih ada saja, PNS yang harus saya nonjobkan atau saya berhentikan," katanya, saat zoom meeting, Minggu 18 April 2021.