Jadi 'Profesor Kehormatan', Megawati Harus Ngajar di Unhan, RG: Kalau Tidak Ya Cuma Pamer

- Kamis, 10 Juni 2021 | 11:20 WIB
Kolase foto Megawati dan Rocky Gerung. (Antara/YouTube)
Kolase foto Megawati dan Rocky Gerung. (Antara/YouTube)

Gelar 'Profesor Kehormatan' yang didapat oleh Megawati Soekarnoputri dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI bukanlah gelar kehormatan sembarangan.

Gelar itu mengharuskan Megawati menjadi dosen (mengajar) secara tetap di Unhan

Hal itu disampaikan oleh pengamat politik yang pernah mengajar di Universitas Indonesia, Rocky Gerung.

Jika tidak, kata Rocky, itu berarti Megawati hanya akan memamerkan gelar tersebut.

"Jadi, disebut 'Kehormatan', karena dia diminta mengajar sesuatu pada status guru besar. Jadi dia harus melampaui tahapan seperti guru besar biasa. Lain kalau doktor kehormatan, itu semacam penghargaan. Dalam kasus Ibu Mega pasti diminta untuk jadi dosen tetap di Unhan, begitu logikanya. Kalau gak jadi dosen tetap di Unhan, berarti kehormatannya aja yang dipamerkan," ujar Rocky melalui kanal YouTube-nya, seperti disimak Indozone pada Kamis (10/6/2021). 

Yang menjadi sorotan publik, dalam jurnal akademik yang menjadi dasar pertimbangan pemberian gelar tersebut, Megawati menulis tentang dirinya sendiri dan dinilai memuji kinerja dirinya sendiri saat menjadi presiden.

-
Abstrak karya ilmiah Megawati.

Jurnal akademik berjudul 'Kepemimpinan Presiden Megawati Pada Era Krisis Multidimensi, 2001-2004' itu ditulis dengan nama lengkap Megawati, 'Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri'.

Terkait hal itu, Rocky Gerung sampai terpingkal-pingkal.

"Agak aneh seseorang mengucapkan (menulis) otobiografinya sendiri. Biasanya itu ditulis orang. Atau dia menulis buku sebagai refleksi, bukan sebagai pidato (karya ilmiah)," kata Rocky.

Sambil mencoba meredakan tawanya, Rocky bilang, karya ilmiah Megawati tersebut akan membuat bingung Rektor Unhan saat akan memaparkan sinopsisnya dalam acara pengukuhan gelar kehormatan tersebut esok, Jumat (11/6/2021).

"Nantinya rektornya akan bikin sinopsis, bahwa yang akan diperlihatkan oleh Bu Mega adalah dirinya sendiri. Kan repot. Lain kalau Bu Mega menerangkan keadaan strategi," kata Rocky.

Dalam abstrak karya ilmiahnya, Megawati menulis, "Penelitian ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang hubungan antara krisis multidimensi dan kepemimpinan presiden pada kurun waktu tahun 2001 hingga 2004."

Megawati menggunakan pendekatan studi kasus untuk menggali tacit knowledge dari pengambil keputusan tertinggi kala itu. Megawati menggunakan kerangka teori Byman dan Pollack (2001) sebagai pisau analisis dengan metode penelitian kualitatif. 

Masih dalam abstraknya, Megawati menuliskan bahwa hasil temuan penelitian yang diperoleh antara lain di bawah kepemimpinannya, Indonesia berhasil mengatasi sebagian besar krisis multidimensi.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X