Tradisi Unik Hari Raya Keenam di Ranah Minang

- Jumat, 14 Juni 2019 | 09:59 WIB
ANTARA News
ANTARA News

Masyarakat Jorong Sikaladi Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat punya tradisi unik menyambut Hari Raya keenam, yakni 'Hari Rayo Anam' yang dirayakan di perkuburan kaum.

Tradisi itu dirayakan dengan berziarah, makan, dan berdoa bersama keluarga setelah selesai melakukan puasa enam di bulan Syawal.

Melansir dari ANTARA, Mamak Pakiah Batuah dari persukuan Pisang, di Batusangkar mengatakan tradisi tersebut sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang dan mampu bertahan hingga kini.

Kata dia, tradisi Hari Rayo Anam berawal dari kepemimpinan Kampuang Panji Datuak Tanjuang, kemudian diturunkan kepada Datuak Garang, dari Datuak Garang turun temurun hingga saat ini.

Diperkirakan, tradisi tersebut sudah ada sejak 400 tahun yang silam dan akan diturunkan kepada anak kemenakan di setiap generasi selanjutnya.

Jadi, masyarakat Jorong Sikaladi merayakannya pada Kamis pagi setelah puasa enam di bulan Syawal, dan berakhir pada Kamis petang di pandam pekuburan Sipuan Raya Suku Pisang dengan menggelar do'a, zikir, dan tahlil bersama.

Mereka meyakini petang Kamis atau malam Jum'at adalah waktu kembalinya arwah nenek moyang mereka ke dunia untuk melihat anak cucunya.

Bagi mereka, Hari Rayo Anam sangat meriah jika dibandingkan dengan Hari Raya hari pertama, karena saat itu seluruh anak kemanakan Jorong Sikaladi, yang berada di kampung ataupun di perantauan akan berkumpul bersama.

Selain itu, Hari Rayo Anam juga untuk memperpanjang tali silaturahmi masyarakat kaum dari pesukuan itu. Dengan begitu, seluruh masyarakat kaum dapat saling mengenal antara sesama.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X