Anies Akui Masih Ada Ketimpangan Besar Soal Pemenuhan Air Bersih di Jakarta

- Rabu, 1 September 2021 | 18:37 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan terdapat ketimpangan yang besar dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. Ketimpangan itu terjadi lantaran warga yang ekonomi rendah, justru mengeluarkan biaya besar untuk air besih.

"Kita tahu bahwa ada ketimpangan yang besar. Masih ada saudara kita yang ekonominya lemah justru harus mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan hak dasarnya air," ucapnya dalam webinar Balkoters Talk, Rabu (1/9/2021).

Sementara itu, Anies menjelaskan, pengeluaran biaya air bersih bagi masyarakat yang memiliki sosial ekonomi menengah ke atas justru lebih murah. Ia pun kemudian memberikan contoh yang terjadi di Kepulauan Seribu.

"Sebelum ada subsidi, keluarga yang sederhana di Pulau Seribu harus mengeluarkan Rp32.000 per meter kubik," ungkap Anies.

"Alhamdulillah, dengan adanya subsidi, sekarang menjadi Rp3.500 per meter kubik, turunnya hampir 90 persen Jadi membayar hanya kurang lebih 10 persen," tambahnya.

Biaya yang tinggi untuk mendapatkan air bersih juga dialami warga Jakarta yang di daratan. Mereka harus membeli air di penjual gerobak bisa membayar sekitar Rp70.000 per meter kubik.

Oleh sebab itu, menurut Anies, Pemprov DKI terus meningkatkan penyaluran air bersih melalui perpipaan untuk warga di ibu kota, salah satunya adalah dengan memberikan subsidi, dan kios air PAM.

"Sekarang, dengan adanya kios air PAM, warga yang dulunya harus mengeluarkan uang Rp600-an 700 ribu perbulan sekarang cukup dengan Rp125.000 per bulan karena harga per meter kubiknya hanya Rp3.550," tandas Anies.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X