Biofarma Beri Penjelasan Terkait Tarif PCR yang Berbeda Per Waktu

- Selasa, 9 November 2021 | 16:56 WIB
Ilustrasi petugas kesehatan melakukan tes usap polymerase chain reaction (PCR) COVID-19. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc)
Ilustrasi petugas kesehatan melakukan tes usap polymerase chain reaction (PCR) COVID-19. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc)

Direktur Utama PT Biofarma Honesti Basyir memberikan penjelasan perihal harga tes PCR yang diduga oleh Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menjadi permainan bisnis.

Menurut Honesti, perbedaan tarif tes PCR berdasarkan waktu keluar ini turut dilakukan oleh sejumlah negara lain.

“Ada yang beri tarif berdasarkan waktu penyelesaian. Ada yang 12 jam, ada yang 3 hari, ada yang 1 jam dan bervariasi, dan di beberapa negara juga saya pelajari juga bervariasi,” kata Honesti dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/11/2021).

Ia pun menjelaskan alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Karena ada saja pihak yang meminta cepat, sehingga mesin PCR bekerja di bawah kapasitas normal.

“Saya lihat juga logikanya mesin itu kan ada yang mesin running 96 sample, itu running. Untuk ekonomisnya harus 96 sample dirunning, tapi kadang ada yang sample itu enggak cukup, atau ada yang ingin cepat sehingga terus me-running di bawah kapasitas normal,” kata Honesti.

Oleh sebab itu, Honesti berkata permintaan agar hasil PCR bisa keluar cepat ini lah yang menyebabkan adanya perbedaan harga.

Baca juga: Biofarma Sebut Harga Tes PCR di Indonesia Paling Murah se-Asia Tenggara

“Sehingga terpaksa memang mengkompensasikan yang idle capacity itu ke harga itu, sehingga ada perbedaan di sisi layanan, lamanya layanan,” tambahnya.

Sebelumnya Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade membongkar dugaan permainan tarif tes PCR di Indonesia. Adapun yang dimaksudnya adalah perbedaan tarif tergantung waktu keluarnya hasil tes PCR.

“Ada lagi permainan pcr mau satu jam, mau enam jam, mau 1x24 jam, mau 2x24 jam ini juga publik harus kita bongkar,” kata Andre dalam rapat dengar pendapat komisi VI DPR bersama sejumlah direktur dari PT Kimia Farma, PT Indofarma, dan PT Phapros, Selasa (9/11/2022).

Menurut Andre sejatinya mesin PCR bisa menangani spesimen dalam waktu 1 jam. Kemudian dia mempertanyakan lab-lab yang ada malah memberikan harga berbeda tergantung waktu keluarnya hasil PCR.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X