Ungkap Modal Awal, DPR Desak Harga PCR di Bawah Rp200 Ribu

- Selasa, 9 November 2021 | 14:34 WIB
Ilustrasi tes PCR. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Ilustrasi tes PCR. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade memandang seharusnya harga tes PCR di Indonesia bisa di bawah Rp200 ribu, sehingga bisa lebih rendah dibandingkan harga yang sudah ditetapkan sekarang ini.

 Hal itu ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VI DPR bersama sejumlah direktur dari PT Kimia Farma, PT Indofarma, dan PT Phapros terkait implementasi keputusan tarif tertinggi pemeriksaan real time PCR/antigen.

“Harga PCR di Indonesia itu seharusnya bisa di bawah Rp 200 ribu, bahkan di saat harga mahal itu seharusnya bulan Maret dan April kita sudah bisa di bawah Rp 200 ribu,” kata Andre.

Andre pun sedikit membedah struktur harga PCR. Karena diyakininnya harga tes PCR bisa di bawah Rp 200 ribu. Apalagu sekwrang banyak pabrik menawarkan mesin PCR dan kit secara gratis.

 “Kalau kita beli sekarang hanya Rp 250 juta. Jadi kalau ada orang bilang investasi miliaran, nggak ada itu. Lab itu hanya butuh Rp 250 juta. Bahkan sekarang itu banyak pabrik-pabrik mesin PCR dan kita menggratiskan mesinnya,” tegas dia.

Politisi Partai Gerindra ini berujar terdapat beberapa komponen yang menentukan harga tes PCR. Mulai dari VTM yang berdasarkan informasinya dipatok harga Rp10 ribu. Kemudian ekstrasi kit seharga RP 25 ribu dan reagen diangka Rp 65 ribu.

"Anggap lah modalnya Rp 100 ribu untuk yang tadi PCR kit. (Biaya) nakes, APD, operasional untung berapa sih Rp 50 ribu, Rp70 ribu masih di bawah Rp 200 ribu. Iya sudah pakak margin (10%). Rp 200 ribu lah maksimal pokoknya masih bisa di bawah Rp 200 ribu," tehas Andre.

"India itu bisa Rp 110 ribu kenapa Indonesia bisa jual Rp 2,5 juta, Rp 1 juta, Rp 1,5 juta," imbuh Andre.

Sebelumnya Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyebut harga tes PCR di Indonesia paling termurah dibandingkan dengan negara tetangga di Asia Tenggara. 

“Menurut kami, harga tes pcr yang ada di Indonesia termurah dibandingkan dengan harga di negara tetangga seperti Thailand, Singapura, malah juga beberapa negara seperti UEA  itu harganya juga jauh lebih mahal,” kata Honesti dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/11/2021).

Diketahui sesuai instruksi dari Presiden Jokowi yang menginginkan kalau harga tes polymerase chain reaction (PCR) diturunkan, kini pemerintah resmi berlakukan tarif terbarunya. Untuk wilayah Jawa-Bali, tarif PCR ditetapkan menjadi Rp 275 ribu, sedangkan untuk di luar Jawa-Bali, harga tes PCR menjadi Rp300 ribu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X