Soal Kapal Selam Bertenaga Nuklir, Prancis Merasa Ditipu oleh Australia

- Kamis, 4 November 2021 | 08:37 WIB
Ilustrasi kapal selam (Pixabay)
Ilustrasi kapal selam (Pixabay)

Duta Besar Prancis untuk Australia Jean-Pierre Thebault menuding Australia bertindak penuh tipu daya ketika tiba-tiba membatalkan kesepakatan pembangunan kapal selam bertenaga nuklir bernilai multi-miliar dolar.

"Penipuan itu disengaja. Itu sama seperti mereka menusuk kami dari belakang. Padahal pembangunan kapal selam itu terdapat kesepatan bersama mengenai kedaultan serta transmisi data yang sangat rahasia," kata Thebault, seperti disadur dari Reuters, Kamis (4/11/2021).

Australia pada September membatalkan kesepakatan dengan kontraktor pertahanan Prancis, Naval Group, dan sebagai gantinya memilih untuk membangun sedikitnya 12 kapal selam bertenaga nuklir melalui kesepakatan baru dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Aliansi baru yang dijuluki AUKUS itu dirancang untuk memberi Australia akses ke kapal selam bertenaga nuklir untuk pertama kalinya.

Keputusan itu telah menyebabkan keretakan hubungan bilateral, dengan Prancis menarik dubesnya dari Australia dan AS sebagai protes. Thebault, yang kembali ke Canberra bulan lalu, pertama kalinya berbicara secara terbuka tentang hubungan Australia-Prancis.

"Ini bukan hal-hal yang dilakukan di antara mitra--apalagi di antara teman," kata Thebault, yang menyatakan bahwa pemerintah Prancis tidak bermasalah dengan orang-orang Australia.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menolak untuk mengomentari pernyataan Thebault.

"Klaim dibuat dan klaim dibantah, yang dibutuhkan sekarang adalah kita harus melangkah maju," kata Morrison kepada wartawan, dalam perjalanannya menuju Uni Emirat Arab setelah menghadiri KTT Perubahan Iklim PBB (COP26) di Skotlandia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Morrison telah berbohong kepadanya tentang niat Canberra. Morrison telah membantah klaim tersebut. 

Dia mengatakan dia sebelumnya telah menjelaskan kepada Macron bahwa kapal selam konvensional tidak akan lagi memenuhi kebutuhan Australia. Morrison dan Macron berbicara pekan lalu sebelum pemimpin Australia itu secara terbuka meminta berjabat tangan dengan mitranya dari Prancis itu pada pertemuan G20.

Destabilisasi hubungan diplomatik yang biasanya dekat antara kedua negara sekarang terancam meluas ke bidang perdagangan. Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce mengatakan Macron salah dengan menuduh Morrison berbohong.

"Kita memiliki seorang pemimpin politik besar yang menyebut perdana menteri Australia sebagai pembohong, dan Anda tidak dapat melakukannya secara diplomatis," kata Joyce kepada Australian Broadcasting Corporation.

"Ini bukan negara antah berantah... jika seseorang menyebut Anda pembohong, apa yang akan Anda lakukan? Anda harus mempertahankan posisi Anda dan mengatakan tidak," sambungnya.

Presiden AS Joe Biden pekan lalu mengungkapkan kejanggalan dalam penanganan pakta pertahanan baru dengan Australia dan Inggris. Biden mengatakan bahwa dia mengira Prancis telah diberitahu tentang pembatalan kontrak sebelum pakta baru diumumkan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X