Punya Daya Tarik, Kepercayaan Investor kepada GoTo Tetap Tinggi

- Senin, 30 Mei 2022 | 17:27 WIB
Dokumentasi. GoTo paparkan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia (ANTARA/Ho)
Dokumentasi. GoTo paparkan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia (ANTARA/Ho)

Analis pasar modal Fendi Susiyanto menilai koreksi saham PT Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) yang paling rendah di antara saham-saham teknologi lainnya, menggambarkan bahwa kepercayaan investor terhadap saham tersebut tetap tinggi.

"Saham GoTo memiliki daya tarik tersendiri bagi investor yang memang fokus pada saham-saham berbasis teknologi. Koreksi yang rendah membuktikan bahwa GoTo memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap berbagai isu yang menghantam sektor teknologi dalam beberapa waktu terakhir ini," ujar Fendi seperti dilansir ANTARA, baru-baru ini.

Berdasarkan data transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun di bursa saham global, selama periode 11 April 2022-24 Mei 2022, saham GoTo dengan kode GOTO di BEI terkoreksi 10,65 persen. Dalam periode sama, saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) anjlok 14,63 persen.

Di bursa global, berdasarkan data, sejak GoTo IPO pada 11 April - 23 Mei 2022 waktu setempat, saham Grab Holdings Limited (GRAB) turun 19,94 persen. Sementara Alibaba Group Holding Limited (BABA) melemah 15,74 persen.

Saham Alphabet Inc., atau sebelumnya menggunakan nama Google (GOOG), terkoreksi 16,67 persen. Lalu Apple Inc. (AAPL) turun 15,86 persen, dan Uber Technologies Inc. (UBER) anjlok 25,8 persen.

Berikutnya saham Amazon.com, Inc. (AMZN) jeblok 30,37 persen, Mercado Libre, Inc. (MELI) marketplace asal Argentina yang listing di Nasdaq melemah 33,3 persen, Tesla, Inc. (TSLA) terkoreksi 34,19 persen dan Netflix, Inc. (NFLX) turun 47,33 persen.

Sebagai perusahaan teknologi yang memiliki ekosistem bisnis digital terbesar di Indonesia, GoTo dinilai akan diuntungkan oleh situasi perekonomian domestik yang tumbuh positif.

Integrasi dan optimalisasi bisnis antarplatform dalam ekosistem GoTo akan mengerek pendapatan dan mendorong penguatan fundamental perseroan.

"Kuatnya bisnis GoTo sebenarnya bisa dilihat dari semakin tingginya ketergantungan konsumen terhadap tiga layanan mereka karena merupakan kebutuhan sehari-hari. Apakah lewat Gojek, Tokopedia ataupun jasa keuangan yaitu Gopay sebagai bagian dari GoTo Finansial. Inilah yang menjadi daya tarik investor terhadap GoTo, model bisnisnya solid dan saling melengkapi di tengah populasi yang sangat besar," kata Fendi.

Ekosistem yang besar dan dominan itulah yang juga menjadi daya tarik banyak konglomerasi bisnis untuk ikut menjadi investor GoTo. Termasuk juga grup Telkom melalui PT Telkomsel.

Menurut Fendi, investasi Telkomsel di GoTo merupakan investasi strategis yang tidak ditujukan untuk kepentingan jangka pendek. Terutama pada fluktuasi kenaikan harga saham pada saat IPO.

"Investasi Telkom di GoTo karena banyak potensi bisnis yang bisa disinergikan dengan ekosistem digital. Apalagi secara operasional, ekosistem GoTo membutuhkan dukungan bisnis dari Telkom dan Telkomsel sebagai pemain utama industri telekomunikasi Indonesia. Telkom tentunya bukan investor ritel yang setiap saat akan langsung menjual saham investasinya," ujar Fendi.

BACA JUGA: GoTo Mulai Penawaran Saham dengan Harga Rp316-Rp346 per Lembar, Tertarik Beli?

Jadi, lanjut Fendi, jika ada kontroversi terhadap investasi Telkomsel di GoTo sebaiknya juga melihat proses dan tujuan investasinya. Telkom memiliki komite investasi yang memiliki standar dan penilaian tersendiri ketika mengambil keputusan investasi.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X