Hikmah dari Kepergian Eril, Ridwan Kamil: Kehidupan Sangat Padat Penuh Manfaat

- Senin, 13 Juni 2022 | 15:27 WIB
Kolase Ridwan Kamil dan jenazah Emmeril Kahn Mumtadz. (Dok. Pemprov Jabar dan ANTARA FOTO)
Kolase Ridwan Kamil dan jenazah Emmeril Kahn Mumtadz. (Dok. Pemprov Jabar dan ANTARA FOTO)

Ridwan Kamil menyampaikan hikmah yang diterima atas meninggalnya sang putra sulung, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.

Eril dinyatakan hilang saat berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022. Jasadnya kemudian ditemukan pada Rabu (8/6/2022) pukul 06.50 waktu setempat.

Jenazah Eril kini dimakamkan di Islamic Center, Kampung Geger Beas, Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung

Setelah prosesi pemakaman selesai, Ridwan Kamil menceritakan hikmah yang didapatnya atas kepergian sang putra.

“Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta, siapa itu Eril dan apa hikmah dari kepergian Eril,” kata Ridwan Kamil di lokasi pemakaman di Islamic Center, Cimaung, Kabupaten Bandung, Senin (13/6/2022).

Ia menuturkan bahwa 14 hari, masa di mana jasad Eril hilang, terasa pendek dalam hidup rutin yang sehari-hari, tapi 14 hari menjadi begitu panjang dalam kehidupan.

Baca juga: Demi Mengais Rezeki, Gadis Cilik ini Rela Jualan di Simpang Lampu Merah Meski Hujan Lebat

“Kami bertanya-tanya mengapa harus hidup tidak terlalu lama mengharu biru, tapi waktu adalah rahasia Allah yang tak bisa dipecahkan apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian,” tuturnya.

“Waktu adalah relatif, begitulah kata orang-orang yang arif.  Dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang, sebab kami bisa menemukan banyak petunjuk yang terang,” tambah Emil, sapaan Ridwan Kamil.

Selama masa pencarian jenazah Eril, Ridwan Kamil menceritakan bahwa saat itu adalah hari yang melelahkan bagi dia dan keluarganya. Namun, dia mendapatkan banyak pelajaran dan menerima kearifan. 

“Tentang hidup Eril yang secara kasat mata sangat singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupan sangat padat penuh manfaat,” ungkapnya.

“23 tahun belum cukup untuk menghasilkan karya-karya besar, namun terbukti memadai untuk menjadi manusia dicintai dengan akbar,” kata dia lagi.

“Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, namun tiap hela napas yang dipakai berbuat naik walau kecil dalam sehari-hari,” papar Ridwan Kamil

Dia dan keluarga juga sudah mengikhlaskan kepergia Eril pergi karena, menyadari bahwa Allah sudah mencukupkaan seluruh amal-amal anaknya untuk menutupi kemungkinan kekhilafannya. 

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X