Senior Manager Komunikasi Bakti Olahraga Djarum Foundation Budi Darmawan angkat bicara terkait tudingan Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari.
Lisda menilai audisi bulutangkis yang disponsori industri rokok telah melakukan eksploitasi anak. Dia menilai audisi tersebut telah memanfaatkan tubuh anak untuk mempromosikan brand image dari sebuah perusahaan rokok.
Para peserta menggunakan kaos atau jersey yang bertuliskan merek rokok saat mengikuti audisi tersebut.
Tudingan itu diduga menyasar Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis. Pada audisi ini, para peserta menggunakan jersey bertuliskan Djarum.
"Itu yang di jersey bukan brand rokok. Coba tanya saja di warung, ada gak brand itu? Itu nama klub bulutangkis," ujar Budi kepada Indozone, Jumat (26/7/2019).
Bukan Ajang Marketing
Budi mengaku tak paham dengan tudingan eksploitasi yang dimaksud Lisda. Dia menilai sesuatu hal yang wajar ketika seorang menggunakan kaos tim saat berolahraga.
"Audisi ini adalah upaya kami untuk melakukan pembinaan dan pembibitan olahraga, maka atlet menggunakan jersey klub," jelas Budi.
Budi juga menekankan, audisi ini bukan merupakan kegiatan marketing dari perusahaan rokok Djarum. Tak ada kegiatan penjualan rokok di audisi tersebut.
"Jadi karena memang nama klubnya PB Djarum, ya kami memang mencari atlet," ujar Budi.
Pencarian Bibit Atlet Bulutangkis
Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis merupakan ajang pencarian bibit atlet yang bakal ditempa di Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum.
Nantinya, para peserta yang lolos akan diberi beasiswa untuk menuntut ilmu, tak hanya dalam bermain bulutangkis tetapi juga dari sisi pendidikan sekolah.
Beberapa atlet bulutangkis andalan Indonesia lahir dari audisi ini. Sebut saja Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Praveen Jordan.