Warga Korut Dilarang Nonton Drakor, Sanksinya Bisa Ditembak Mati

- Selasa, 7 Januari 2020 | 01:08 WIB
(photo/ilustrasi/instagram/@tvndrama.official)
(photo/ilustrasi/instagram/@tvndrama.official)

Bagi warga Korea Utara, diberlakukan aturan-aturan yang ketat karena negara tersebut adalah negara tertutup. Salah satu larangannya adalah tidak memperbolehkan warga Korut menonton serial drama dari negara tetangganya, yaitu Korea Selatan.

-
(photo/YouTube)

Ternyata aturan itu bukan sekadar peringatan, jika tertangkap mereka bahkan bisa ditembak mati. Diceritakan oleh seorang mantan warga Korut, ada sebagian orang dan anak-anak muda di sana sering menonton KPop dan KDrama secara diam-diam.

Dalam akun YouTube-nya Nolsae Nara TV, menayangkan seorang pembelot Korut yang mengungkapkan bagaimana serial drakor dan Kpop tersebar di sana. Bagi warga yang tinggal di dekat perbatasan biasanya bisa menonton tv dengan antena dan di sana juga banyak tersebar CD dan DVD selundupan.

-
(photo/YouTube)

USB juga menjadi alat populer yang mudah digunakan. Meski dilarang, USB berisi acara-acara Korea dijual di pasar di penjuru Korut.

"Kesimpulannya, media KPop dan drama akan selalu dilarang di Korea Utara. Tidak ada cara lain. Itu dulu dan masih dilarang. Tapi orang-orang selalu tertarik dengan hal-hal yang dilarang," ungkapnya.

Kemudian, mantan warga Korut itu juga menjelaskan. Kalau menonton drama bisa menghadirkan konsekuensi yang dapat mempertaruhkan nyawa mereka. Karena bisa saja ditembak mati.

-
(photo/YouTube)

"Jika kamu ketahuan menonton, kamu bisa ditembak mati. Aku sebenarnya pernah melihatnya sendiri ketika berusia 16 tahun. Alasan mereka dieksekusi adalah mengopi drama Korea Selatan secara ilegal dan mendistribusikannya." kata wanita itu.

"Ada pasangan yang melakukannya di basement dan mendistribusikannya. Mereka bahkan punya anak berusia enam tahun. Biasanya tiga generasi bisa dibunuh di Korea Utara. Tapi mereka membiarkan anaknya tetap hidup. Dia bahkan ditaruh di depan bersama neneknya (untuk melihat eksekusi)," ungkapnya.

Pembelot Korea Utara itu pun mengaku trauma dengan kejadian seperti itu. Dan saat ini dia merasa hidupnya lebih menyenangkan karena sudah bisa menikmati acara-acara dari negara tetangganya.

 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X