Ancaman Longsor Tinggi, Ini Rekomendasi Badan Geologi

- Jumat, 3 Januari 2020 | 11:17 WIB
Relawan membantu Warga Kampung Muhara yang terisolir melewati lumpur saat akan mengungsi ke Kampung Lebak Gedong, Cipanas, Lebak, Banten, Kamis (2/1/2020). (ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki/af/foc).
Relawan membantu Warga Kampung Muhara yang terisolir melewati lumpur saat akan mengungsi ke Kampung Lebak Gedong, Cipanas, Lebak, Banten, Kamis (2/1/2020). (ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki/af/foc).

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melansir jika potensi tejadi gerakan tanah atau longsor, di Indonesia pada bulan Januari 2020 dibandingkan Desember 2019, masih sangat tinggi karena adanya potensi hujan deras. 

Paling tidak, Badan Geologi meminta peningkatan kewaspadaan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan sepanjang pantai Sumatera Bagian Barat dan sebagian Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur bagian tengah Wilaya Kalimantan Tengah bagian Utara, Kalimantan Timur bagian Barat, Kalimantan Selatan. 

Selain itu, kewaspadaan harus ditingkatkan di seluruh Pulau Sulawesi, Bali,Lombok bagian utara, Sumbawa, Wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dan Papua Barat. 

Data Badan Geologi, gerakan tanah terakhir terjadi, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.

1. Pembersihan material agar tidak dilaksanakan pada saat dan setelah turun hujan karena dikhawatirkan adanya banjir bandang susulan.

2. Agar masyarakat yang beraktifitas di sekitar daerah bencana lebih waspada, terutama saat maupun setelah hujan deras yang berlangsung lama, karena daerah tersebut masih berpotensi untuk terjadinya longsor susulan.

3. Perbaikan drainase untuk memperlancar aliran air permukaan. Dibuat drainase yang memadai agar air tidak menjenuhi lereng serta material longsoran dibersihkan. 

4. Dibuat tembok penahan tebing di bagian atas dan bawah lereng dengan pondasi harus dalam sampai batuan dasar yang stabil.

5. Membuat rambu-rambu lalu lintas peringatan rawan longsor, agar pengguna jalan waspada bila melalui jalur jalan ini, terutama di musim hujan.

6. Melandaikan lereng dan memperkuat kestabilan lereng dengan pembuatan penahan lereng (rekayasa teknis) yang mengikuti kaidah-kaidah geologi teknik.

7. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah/ banjir bandang dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah dan banjir bandang.

8. Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah/ BPBD setempat.

Data BNPB hingga Kamis (2/2) pukul 21.00 WIB, jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di Jabodetabek adalah 30 orang. 

Korban meninggal terbanyak berada di Kabupaten Bogor 11 orang, kemudian Jakarta Timur (7), Kota Bekasi (3), Kota Depok (3), Jakarta Pusat (1), Jakarta Barat (1), Kabupaten Bekasi (1), Kota Bogor (1) dan Kota Tangerang (1). 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X