Bom Meledak Jelang Ramadan, Ali Mochtar Ngabalin Murka: Jalan Mulus Menuju Neraka Jahanam

- Senin, 29 Maret 2021 | 14:48 WIB
Kolase foto Ali Mochtar Ngabalin dan tangkapan layar video bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. (Twitter)
Kolase foto Ali Mochtar Ngabalin dan tangkapan layar video bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. (Twitter)

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin murka terhadap aksi teror yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Melalui akun Twitter @AliNgabalinNew, Senin (29/3/2021), Ali menyebut terorisme sebagai jalan menuju neraka.

Ali bahkan menghardik para pelaku teror sebagai makhluk terhina di hadapan Allah dan menciderai Islam yang merupakan agama penuh dengan kedamaian.

Apalagi aksi teror yang terjadi kali ini bertepatan dengan Nisfu Sya'ban atau jelang Bulan Ramadan.

"TERORIS jln mulus menuju NERAKA JAHANAM. jln setan penuh NAFSU&KEDENGKIAN. wahai manusia tersesat kau sungguh sgt terhina di hdpan ALLAH SWT, kalian tlh mencederai ISLAM yg damai penuh toleran. wahai yg TERKUTUK kalian tlh mengotori wkt jelang NIFSU SYA'BAN.#BersatuMelawanTeroris," tulis Ali.

Sebelumnya, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa organisasinya mengecam keras aksi teror di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan yang terjadi pada Minggu (28/3/2021).

Melalui akun Twitter @HaedarNs, Haedar menyebut pelaku aksi teror tersebut biadab.

"Segala bentuk kekerasan yang menimbulkan ketakutan, kekacauan, serta mengancam dan mengorbankan nyawa manusia, papun motif dan tujuannya serta oleh siapapun pelakunya sangatlah biadab," tulis Haedar.

Haedar meminta aparat mengusut tuntas pelaku serta motifnya. Dia juga meminta Kepolisian agar membongkar jaringan serta aktor di balik aksi teror tersebut.

"Kami meminta pihak kepolisian hendaknya mengusut tuntas siapa dan apa motif peledakan bom tersebut, bila perlu investigasi jaringan dan aktor di balik teror yang anarkis tersebut," tulisnya.

Di sisi lain, Haedar mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan berbagai prasangka serta asumsi yang dapat mengaburkan kasus ini.

"Meski terjadi di depan rumah ibadah, jangan sertamerta mengaitkan tindakan bom tersebut sebagai terhubung dengan agama dan golongan umat beragama tertentu," tulisnya.

Haedar juga mengungkap kemungkinan aksi itu sebagai bentuk adu domba.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X