Studi: Sebanyak 500 Ribu Bayi Mengalami Kematian Dini akibat Polusi Udara

- Kamis, 22 Oktober 2020 | 14:43 WIB
Ilustrasi bayi. (Unsplash)
Ilustrasi bayi. (Unsplash)

Tidak hanya berbahaya untuk kesehatan orang dewasa, polusi udara juga dapat mengakibatkan kematian dini pada bayi. Studi mengungkapkan di tahun 2019, hampir setengah juta bayi di negara berkembang mengalami kematian dini akibat polusi udara.

Melansir The Guardian, Kamis (22/10/2020), paparan polutan di udara berbahaya juga bagi bayi dalam kandungan. Karena hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah. Kedua faktor ini terkait dengan kematian bayi yang lebih tinggi.

Hampir dua pertiga dari 500.000 kematian bayi yang terkait dengan polusi udara dalam ruangan, terutama yang timbul dari bahan bakar padat seperti arang, dan kayu.

Penemuan ini dilaporkan dalam State of Global Air 2020, yang memeriksa data kematian di seluruh dunia bersama dengan badan penelitian yang berkembang yang menghubungkan polusi udara dengan masalah kesehatan.

Pakar medis telah memperingatkan selama bertahun-tahun tentang dampak polusi udara pada orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan, tetapi ternyata baru mulai memahami dampaknya dapat menyebabkan kematian dini pada bayi.

Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah lebih rentan terhadap infeksi pneumonia di masa kanak-kanaknya. Paru-paru bayi prematur juga belum bisa berkembang sempurna.

“Mereka dilahirkan di lingkungan dengan polusi yang tinggi, dan lebih rentan dibandingkan anak-anak yang menjalani masa kehamilan normal,” kata Dan Greenbaum, presiden Health Effects Institute di AS.

“Ada juga kerusakan pada otak dan organ lain dari polusi ini, jadi bertahan saja tidak cukup, kita perlu mengurangi polusi udara karena dampaknya pada semua organ ini juga,” sambungnya.

Namun, masalahnya sekarang diperparah dengan kepadatan penduduk di banyak kota berkembang dan polusi udara dari kendaraan dan industri. Laporan tersebut berkonsentrasi pada data dari tahun 2019.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X