Universitas Airlangga 'Cuci Tangan' Soal Kasus Gilang, Predator Seks Fetish Kain Jarik

- Kamis, 30 Juli 2020 | 16:54 WIB
Gilang Aprilian Nugraha Pratama (kiri), mahasiswa Unair yang punya fetish kain jarik. (Foto: Istimewa)
Gilang Aprilian Nugraha Pratama (kiri), mahasiswa Unair yang punya fetish kain jarik. (Foto: Istimewa)

Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tak ingin nama baiknya tercemar gara-gara kasus seorang mahasiswanya yang mengidap kelainan seksual yang fetish kain jarik, Gilang Aprilian Nugraha Pratama.

Demi menyucikan nama kampusnya, petinggi Unair akan mengambil tindakan tegas terhadap Gilang.

"Fakultas Ilmu Budaya Unair telah menggelar sidang komite etik terhadap yang bersangkutan. Pastinya kami akan mengambil tindakan tegas karena sudah menyalahi etika mahasiswa," ujar Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo di Surabaya, Kamis (30/7/2020).

Suko menjelaskan pihaknya melalui FIB Unair juga mencoba menghubungi Gilang dan keluarganya. Namun, kata dia, sampai saat ini Gilang yang merupakan warga luar kota Surabaya belum bisa dihubungi, sehingga pihak kampus akan menyerahkan sepenuhnya pada pihak berwenang.

"Dulu pernah terjadi saat Gilang jadi panitia mahasiswa baru, tapi tidak dilaporkan ke dekanat dan sekarang sudah viral di sosial media dan ada yang melapor, makanya kami adakan sidang kode etik," tuturnya.

"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi. Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas, karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa," katanya lagi.

Berkedok Penelitian

Kasus predator seks yang memiliki fetish membungkus korbannya dengan kain jarik menghebohkan media sosial dalam beberapa jam terakhir. Kasus ini bermula dari thread yang ditulis oleh seorang pria bernama M Fikri Sunandar dengan akun Twitter @m_fikris.

"Predator "Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY" tajuk thread yang ditulis oleh Fikri.

Pelecehan seksual ini bermula dari perkenalannya dengan seorang mahasiswa bernama Gilang yang mengaku dirinya berkuliah di Unair dan merupakan angkatan 2015.

Sementara itu, Fikri berkuliah di PTN lain. Gilang awalnya mengirimkan DM kepada Fikri untuk meminta kesediaannya membantu riset proyek Gilang.

Riset Gilang itu seputar "bungkus-membungkus". Ketika Fikri menanyakan lebih detailnya, Gilang berkelit dan beralasan bahwa nanti Fikri akan mengerti maksudnya.

Gilang hanya menegaskan "bungkus-membungkus" ini tidak berkaitan dengan pengafanan jenazah, tapi lebih ke arah terapi. Menurutnya, sifat asli seseorang akan terbuka jika dibungkus dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X