Bayi bisa saja meninggal dalam kondisi tidur karena terkena Sindrom kematian mendadak pada bayi alias sudden infant death syndrome (SIDS). Sindrom ini biasanya menyerang bayi berusia di bawah satu tahun.
Dokter Tjin Willy mengatakan bahwa sindrom ini dapat terjadi tanpa ada gejala-gejala tertentu dan hingga kini belum diketahui penyebab pastinya.
Ia menambahkan bahwa kejadian ini sering terjadi pada bagi laki-laki dan perempuan berusia 2 hingga 4 bulan yang lahir dalam keadaan prematur. Meski sebagian besar bayi meninggal dalam kondisi tertidur, tapi tak menutup kemungkinan bayi bisa meninggal dalam kondisi tak tidur.
Ia mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi mengalami kematian mendadak, diantaranya gangguan pada otak, berat badan lahir rendah, mutasi atau kelainan gen, dan infeksi paru.
Dokter Tjin Willy juga menambahkan bahwa posisi tidur bayi juga dapat menyebabkan sindrom SIDS terjadi. Biasanya hal ini terjadi pada saat bayi tidur dalam kondisi menyamping atau telungkup yang membuat bayi sulit bernapas.
"Posisi tersebut dapat membuat bayi sulit bernapas, terutama jika ditidurkan pada permukaan atau kasur yang terlalu empuk," ungkapnya.
Ia menyarankan agar bayi tidur dalam posisi terlentang, dan jangan menggunakan tempat tidur yang terlalu tebal dan empuk. Bantal dan segala sesuatu benda yang dapat mengganggu pernapasan bayi sebaiknya dijauhkan.
Orang tua juga dihimbau untuk memiliki tempat tidur khusus untuk bayi mereka agar terhindar dari hal-hla yang tidak diinginkan seperti bayi yang tertindih atau terhalang yang bisa menyebabkannya kesulitan bernapas.
Menjaga suhu ruang, mengenakan pakaian yang mampu menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat haruslah dilakukan oleh para orang tua untuk mencegah terjadinya SIDS pada bayi.
Tak hanya itu, kehamilan di bawah usia 20 tahun, pengaruh rokok, konsumsi minuman alkohol dan NAPZA selama ibu mengandung juga bisa menjadi pemicu bayi terkena SIDS.
