Pulau Henderson ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada tahun 1988, di mana tempat tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa dan pantai dengan pasirnya yang benar-benar bersih seperti tak tersentuh.
Kini, melansir dari Dailymail (1/8/2019) diperkirakan 18 ton sampah plastik telah mencemari kesucian Pulau Henderson.
Pulau Henderson berada di pusat arus Pasifik Selatan di mana arus tersebut berlawanan dengan arah jam. Dari Pantai Timur Australia hingga Pantai Barat Amerika Selatan. Dengan kondisi tersebut harusnya memberikan keuntungan, karena membawa nutrisi yang kaya ke perairan di sekitar Pulau Henderson.
Sayangnya, tiga dekade setelah status yang diberikan oleh UNESCO, arus tersebut malah membawa sampah plastik ke pantai tersebut dan membuat tempat yang dulu laksana surga berubah menjadi pulau sampah di Pasifik (South Pacific Garbage Patch).
"Kami menemukan puing-puing hampir di setiap tempat (Pulau Henderson)" kata Jennifer Lavers, seorang peneliti Australia yang pernah melakukan ekspedisi ke pulau tersebut, melansir Dailymail (1/8/2019).
"Kami menemukan botol dan wadah, alat-alat perikanan yang berasal dari mana-mana, sebut saja, Jerman, Kanada, Amerika Serikat, Chili, Argentina, Ekuador" tambahnya.
Lavers melakukan ekspedisi pertamanya ke Pulau Henderson pada tahun 2015. Pada saat itu ditemukan sekitar 700 item sampah plastik per meter persegi.
Diperparah dengan gelombang yang menarik sampah membuatnya menjadi partikel kecil tak kasat mata, yang bisa masuk terkonsumsi hewan-hewan di pulau tersebut seperti kura-kura dan burung.
Dalam ekspedisi terbarunya Dr Lavers dan tim berhasil mengumpulkan 6 ton sampah plastik dalam waktu 2 minggu. Mereka belum bisa mengangkut sampah-sampah tersebut dari Pulau Henderson, sehingga mereka harus mengumpulkannya di suatu tempat yang jauh dari jangkauan air pasang untuk di bawa keluar nantinya.
