Perusahaan dompet digital OVO secara resmi mengkonfirmasi statusnya sebagai unicorn. Hal ini diungkapkan CEO OVO Jason Thompson di Jakarta, Rabu (9/10).
Ia merasa tersanjung dengan ucapan selamat yang telah diberikan pemerintah Indonesia kepada OVO, lewat Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, beberapa waktu lalu.
Bahkan, saat gelaran Tech in Asia ini, Jason Thompson mengungkapkan kemitraannya dengan Tokopedia dan Grab mendorong cepatnya OVO menjadi unicorn.
OVO mulai beroperasi di Indonesia, setelah mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia untuk menghadirkan layanan dompet digital pada 2017 lalu.
Jason mengatakan, Indonesia saat ini menjadi salah satu pasar yang sangat besar dalam sektor keuangan digital yang merupakan bagian mempercepat inklusi keuangan.
Jason memaparkan, ada 115 juta pengguna setelah pihaknya melakukan kemitraan dengan Grab dan Tokopedia. OVO juga melakukan kerja sama dengan Bareksa untuk mengejar pasar investasi seperti yang dilakukan Alipay.
Paling tidak, menurutnya, saat ini empat sektor bertumbuh menjadi paket layanan yang paling komprehensif di bidang keuangan diantaranya consumer lending, marchant lending, investment dan insurance.
"Pembayaran hanyanlah awal untuk menyelesaikan kebutuhan Indonesia yang lebih besar," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informarika, menegaskan PT Visionet Internasional (OVO) sudah menjadi unicorn kelima Tanah Air. Sehingga, Indonesia memiliki 5 lima startup berstatus unicorn. Bahkan, salah satunya diklaim sebagai decacorn yang memiliki valuasi US$ 10 miliar.
Pendiri East Venture Willson Cuaca menilai, dengan startup menjadi unicorn tidak serta merta modal bakal mengalir deras ke perusahaan tersebut.
"Tidak juga, seperti biasa saja, ada uang ada funding," ujarnya.
