Pengguna Angkutan Umum Jabodetabek Turun Signifikan Selama Pandemi Corona

- Senin, 20 April 2020 | 13:43 WIB
Bus TransJakarta melintas saat pandemi virus Corona. (ANTARA/Aprillio Akbar)
Bus TransJakarta melintas saat pandemi virus Corona. (ANTARA/Aprillio Akbar)

Pengguna angkutan umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menurun selama pandemi corona. Bahkan sepinya pengguna angkutan umum sudah terasa sebelum pemberlakuan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B Pramesti dalam keterangannya di Jakarta, Senin mengatakan, khusus di DKI Jakarta pada Maret 2020 sudah berinisiasi melakukan berbagai pembatasan termasuk transportasi sehingga pada Maret sudah mulai terjadi penurunan pengguna angkutan umum massal yang cukup signifikan.

“Untuk layanan Transjakarta selama April 2020 sampai dengan15 April, jumlah penggunanya mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu lebih kurang 83.000 orang per hari,” ujar Polana dikutip Antara, Senin (20/4/2020).

Padahal, kata dia, dalam kondisi normal di bulan Januari 2020, jumlah penumpang mencapai lebih kurang 840 ribu orang per hari.

-
Calon penumpang menunggu bus TransJakarta di Halte Bundaran Senayan, Jakarta, di tengah pandemi corona.(ANTARA/M Risyal Hidayat)

Penurunan penumpang Transjakarta bahkan sudah dimulai sejak Maret, yaitu sebesar rata-rata 550.000 orang per hari atau turun 34,52 persen dibandingkan jumlah penumpang normal pada Januari 2020.

Penurunan penumpang juga terjadi pada layanan Moda Raya Terpadu (MRT). Pada hari-hari normal di Januari 2020 tercatat penggunanya mencapai sekitar 85 ribu orang per hari. Pada Maret, sudah mengalami penurunan sebesar 47,05 persen, yaitu sekitar 45 ribu orang/hari.

-
Penumpang berada di dalam MRT Jakarta, di tengah pandemi corona di Jakarta. (ANTARA/Muhammad Adimaja)

Data terakhir tercatat pada April sampai dengan tanggal 15 April hanya berkisar 5.000 penumpang per hari, atau turun sebesar 94,11 persen dibanding Januari 2020.

Hal serupa juga terjadi pada moda transportasi KRL. Januari 2020 lalu, KRL setiap harinya masih melayani sebanyak kurang lebih 859.000 orang.

“Pada Maret, jumlahnya turun sebesar 30,38 persen menjadi sekitar 598 ribu orang per hari. Adapun untuk bulan April 2020 sampai dengan tanggal 15, terjadi penurunan penumpang yaitu hanya sebanyak 183.000 orang per hari atau turun 78,69 persen dibanding kondisi normal Januari 2020,” katanya.

-
Aktivitas KRL di Stasiun Tangerang saat pandemi corona.(ANTARA/Fauzan)

Sementara untuk LRT Jakarta yang pada masa normal Januari 2020 melayani penumpang sekitar 3.800 orang/harinya, mengalami penurunan sebesar 47,36 persen pada Maret 2020 menjadi hanya mengangkut sekitar 2.000 orang/hari.

Kemudian, sampai dengan 15 April jumlah penumpang LRT Jakarta tinggal sekitar 264 orang/hari atau turun 93,05 persen dibanding kondisi normal Januari 2020.

Menurut Polana, sampai saat ini belum diperoleh data volume penumpang angkutan umum di luar DKI Jakarta dalam wilayah Jabodetabek.

Namun, dengan adanya pengurangan jumlah penumpang angkutan umum massal tersebut dengan sendirinya juga akan mengurangi jumlah penumpang yang diangkut oleh pengumpan-pengumpan di masing-masing wilayah.

“Dalam beberapa waktu terakhir kami sangat intensif melakukan rapat koordinasi dengan Dishub se-Jabodetabek, dan hasil pantauan lapangan mereka, pengguna angkutan umum cenderung menurun,“ tutur Polana.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X