Ini Suka Duka Tenaga Medis Saat Merawat Pasien Corona

- Minggu, 19 April 2020 | 14:52 WIB
Petugas berada di samping ambulans yang terparkir di samping ruang isolasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara. (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Petugas berada di samping ambulans yang terparkir di samping ruang isolasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara. (ANTARA/Sigid Kurniawan)

Nurdiansyah, salah seorang perawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso membagikan kisah suka dan duka selama merawat pasien virus corona (Covid-19).

"Duka yang kita alami adalah teman-teman kita banyak sekali yang mengalami stigma negatif," kata Nurdiansyah saat berbagi cerita di Gedung Graha BNPB Jakarta dikutip Antara, Minggu (19/4/2020).

Nurdiansyah bercerita jika sudah setahun bekerja di RSPI Sulianti Saroso. Perjalanan menangani pasien Covid-19 dimulai sejak awal Maret 2020, dari dua orang bertambah 10 dan hingga kini meningkat terus.

Hingga kini RSPI Sulianti Saroso hanya menangani pasien Covid-19, sedangkan pasien penyakit lainya sekarang dialihkan ke rumah sakit lain.

"Seiring berjalannya waktu, pasien terus bertambah. Kita punya banyak suka dan duka," ujarnya.

-
Tangkapan layar Perawat RSPI Sulianti Saroso Nurdiansyah berbagi kisah merawat pasien COVID-19 di Gedung Graha BNPB, Minggu (19/4/2020). (ANTARA/Livia Kristianti)

Ia mengatakan ada teman-temannya sesama paramedis diusir dari kontrakan, ada teman-temannya yang memiliki anak, diasingkan oleh anak-anak tetangganya karena takut tertular.

"Jadi kalau anaknya main dengan anak tetangga, lalu diambil anaknya, untuk tidak dekat, seperti itu," kata Nurdiansyah.

Sekarang, lanjut Nurdiansyah, sudah banyak teman-teman tenaga medis yang mengalami atau terinfeksi virus corona jenis baru SARS-CoV-2. Sudah banyak pula perawat yang mulai mengalami kasus-kasus positif hingga harus menjalani perawatan medis. 

"Artinya di bulan ini kita sangat sedih, beberapa teman ada yang dirawat," katanya.

Menurut Nurdiansyah, menghadapi situasi tersebut membawa kedukaan bagi paramedis. Mereka tertular kemungkinan karena ketidakjujuran (pasien), mungkin saat beraktivitas di luar.

Bulan-bulan ini menjadi bulan penuh luka bagi tenaga medis yang merawat pasien positif karena semakin banyak angka kasusnya. 

"Kita sempat memberikan pita hitam saat bekerja sebagai bentuk duka kita kepada teman-teman sejawat," katanya.

Menurut dia, di balik kedukaan itu, para perawat dan paramedis lainnya memiliki harapan kepada pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama melakukan pencegahan.

Masyarakat adalah garda terdepan dalam memenangkan perang melawan Covid-19 dengan melakukan pencegahan, tetap di rumah dan menjalani protokol kesehatan, salah satunya "physical distancing".

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X