Pria Ini Kerja di Kebun Tomat di Australia, Gajinya Capai Rp40 Juta Sebulan, Ini Caranya

- Selasa, 8 September 2020 | 12:24 WIB
Bekerja di kebun tomat di Bowen, Australia. (Ist)
Bekerja di kebun tomat di Bowen, Australia. (Ist)

Bekerja di perkebunan buah di Australia tidak dipungkiri menjadi impian banyak orang. Entah itu kebun anggur, stroberi, atau buah ara, gajinya bisa mencapai 1.000 hingga 1.300 dolar Australia per minggu atau kalau dirupiahkan bisa mencapai Rp40 juta dalam sebulan.

Namun, kebun buah di Australia yang memperkerjakan para wisatawan atau pendatang rupanya tak cuma didominasi buah-buah mewah itu saja. Di sana juga ada perkebunan buah tomat, yang juga menyediakan lowongan kerja dengan upah yang menggiurkan (setidaknya bagi orang Indonesia).

Audi Melsom, seorang backpacker asal Indonesia, membagikan pengalamannya bekerja di kebun tomat di Bowen, Queensland, Australia.

Menurut Audi, dalam beberapa tahun terakhir, bekerja di kebun tomat bahkan lebih menjanjikan upahnya ketimbang di kebun stroberi atau anggur.

Audi sendiri sudah melalang buana di Australia selama dua tahun terakhir. Dia berpindah-pindah kerja dari satu kebun ke kebun lain, mulai dari kebun buah ara, kebun anggur, dan pabrik stroberi, sebelum akhirnya mendarat di kebun tomat di Bowen.

"Uangnya lumayan. Jika bekerja kalau low season memang kita cuma dapat 400 dolar seminggu. Tapi ketika high season bisa dapat 1.000 hingga 1.300 dolar seminggu," katanya melalui kanal YouTube.

Selain upahnya besar, kerja di kebun tomat juga lebih gampang dibanding memetik anggur atau stroberi, kata Audi. 

"Kita hanya perlu dua tangan, dan metiknya harus cepat. Easy banget. Dan kita metiknya dengan mesin industri. Jadi kita metiknya sambil duduk saja," ujarnya.

Diceritakan pula oleh Audi, suasana bekerja di kebun tomat di negeri Kangguru juga menyenangkan. Rata-rata pekerjanya adalah orang-orang Asia, meski ada pula dari negara-negara Eropa. 

"Dalam satu tim ada 12-13 orang. Rata-rata orang Asia, lebih banyak orang Indonesia. Buahnya juga boleh dibawa pulang. Kami sering minum jus tomat bareng, mengolah tomat bareng," ujar pria pemilik visa bekerja dan berlibur atau Working Holiday Visa (WHV) itu.

Audi sendiri pergi ke Australia tidak khusus untuk bekerja. Dia ke sana sekalian jalan-jalan. Itu sebabnya dia memanfaatkan WHV.

Namun, tidak semua orang bisa memperoleh WHV seperti Audi. Ada beberapa kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkannya.

Mengutip dari situs Australian Embassy, visa bekerja dan berlibur hanya diperuntukkan untuk orang-orang yang mempunyai pendidikan ketiga (minimal D-2) dan berumur 18 sampai 30 tahun, yang ingin untuk berpergian dan bekerja selama 12 bulan di Australia. 

Visa ini memperbolehkan anda untuk memberikan tambahan untuk biaya liburan anda untuk periode bekerja sementara atau kasual.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X