Perubahan Postur APBN 2020, Jokowi: Ada Konsekuensi Defisit

- Rabu, 3 Juni 2020 | 15:06 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (ANTARA/Wahyu Putro A)
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (ANTARA/Wahyu Putro A)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa perkembangan penanganan virus corona (Covid-19) dan langkah strategis pemulihan ekonomi punya konsekuensi adanya tambahan modal belanja.

Kerena itu, Ia meminta para menteri untuk hati-hati dalam mengubah postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, sebab defisit menanti.

"Membawa konsekuensi adanya tambahan belanja, yang berimplikasi pada meningkatnya defisit APBN," ungkap Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/6/2020).

Jokowi pun meminta para menteri untuk lebih cermat dan detail dalam melakukan kalkulasi terkait perubahan postur APBN 2020. Selain itu, langkah ini juga dilakukan secara transparan dan akuntabel.

"Untuk itu saya juga Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Bappenas melakukan kalkulasi lebih cermat, lebih detail, lebih matang terhadap berbagai risiko fiskal kita ke depan," pintanya.

"Dan saya ingin tekankan lagi agar perubahan postur APBN betul-betul dilakukan secara hati-hati transparan, akuntabel, sehingga APBN 2020 bisa dijaga, bisa dipercaya dan tetap kredibel," sambungnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah memang telah menganggarkan dana untuk program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp641,17 triliun. Jumlah itu kian bengkak dari rencana semula yang senilai Rp491,55 triliun. 

Kemudian pemerintah juga telah mengubah postur APBN 2020 demi mengimplementasikan refocusing dan realokasi anggaran. Perubahan ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020.

Pada Perpres tersebut, perubahan terjadi pada pos pendapatan, belanja, surplus atau defisit anggaran, hingga pembiayaan anggaran. Selanjutnya pendapatan negara yang semula diasumsikan mencapai Rp2.233,2 triliun, kini turun sebesar 21,1% atau menjadi Rp1.760,88 triliun. 


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X