Minta Jokowi Bentuk Tim Independen Kasus Laskar FPI, Kiai Miftah: Bohong Ditutupi Bohong

- Sabtu, 19 Desember 2020 | 18:57 WIB
Kiri: Kiai Miftah Fauzy Bantany saat berorasi. (Youtube); Kanan: Jokowi (instagram)
Kiri: Kiai Miftah Fauzy Bantany saat berorasi. (Youtube); Kanan: Jokowi (instagram)

Presiden RI Jokowi didesak untuk membentuk tim independen untuk mengungkap kasus tembak mati 6 anggota Laskar Laskar Front Pembela Islam (FPI) oleh polisi di KM 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada 7 Desember 2020. Desakan itu disampaikan oleh Kiai Miftah Fauzi saat berorasi di Tasikmalaya, 18 Desember 2020.

"Tolong TV-TV nasional, liput saya atas nama Miftah Fauzi atas nama kiai Tasikmalaya. Segeralah Tuan presiden yang mulia, segeralah bentuk tim independen, agar kami tidak meluapkan emosi dengan salah. Kita kasihan dengan polisi yang baik, Kita kasihan dengan aparat yang baik," katanya, seperti ditayangkan di kanal YouTube Neno Warisman.

Dia juga mengatakan bahwa kebohongan di Indonesia sudah sedemikian akut.

"Sementara orang-orang yang berkuasa hari ini seolah-olah melakukan kebenaran. Bohong ditutupi bohong, bohong ditutupi bohong, Bohong ditutupi bohong. Kebohongan ini sudah memuncak di negeri ini," ujarnya.

Menurut Miftah, sumber masalah di Indonesia saat ini adalah presiden, terutama lantaran belum menyampaikan belasungkawa atas kematian 6 anggota FPI.

"Sumber masalah di negeri ini adalah presiden, Saudara-saudara. Presiden kita sampai hari ini belum mengatakan perkataan yang sifatnya ikut belasungkawa terhadap 6 korban," katanya.

Miftah pun meyakini bahwa laskar FPI yang mengawal Rizieq Shihab saat itu tidak membawa senjata api.

"Terlepas siapa yang benar siapa yang salah. Masing-masing punya fiksi dan data, dan itu akan dibuktikan di pengadilan. Dan kita yakin 6 orang ini tidak membawa senjata api, tidak bawa senjata berat," katanya.

Ia mendesak Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin agar buka mulut terkait kasus ini.

"Mestinya saudara Jokowi ngomong, saudara Kiai Ma'ruf Amin mestinya ngomong, agar fitnah ini tidak menyebar ke seluruh bangsa. Agar api kebencian ini tidak menyebar ke seluruh bangsa Indonesia. Apakah ingin Indonesia perang saudara?" katanya.

Di akhir orasinya, Miftah meminta tolong kepada sejumlah ulama besar untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah, antara lain kepada Habib Luthfi bin Yahya.

"Wahai Maulana Habib Luthfi bin Yahya, orang tua bangsa Indonesia yang memegang teguh merah putih, segeralah kumpul ulama besar di Indonesia. Ajaklah ulama yang netral untuk musyawarah. Saya khawatir kalau dibiarkan nanti akan saling bunuh sesama warga negara," katanya.

Warga Tidak Boleh Semena-mena

Sebelumnya, lewat video berdurasi 2 menit 41 detik yang diunggah di media sosial, Jokowi menyampaikan bahwa warga masyarakat tidak boleh berbuat semena-mena.

"Untuk itu tidak boleh ada warga, dari masyarakat, yang semena-mena melanggar hukum, yang merugikan masyarakat, apalagi membahayakan bangsa dan negara," katanya, dalam video tersebut.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X