Anies Baswedan: Di 2020 Ditakdirkan untuk Menghadapi Pandemi Virus Corona

- Jumat, 26 Juni 2020 | 14:38 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (INDOZONE/Murti Ali)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (INDOZONE/Murti Ali)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan setiap masa pemerintahan punya masalah yang harus dihadapi dan menjadi ujian tersendiri. Pada peringatan hari jadi Jakarta ke-493, salah satu contohnya yang dilanda wabah virus corona (Covid-19).

"Tahun ini kita menjadi angkatan yang ditakdirkan untuk menghadapi wabah. Wabah seperti ini terjadi 100 tahun yang lalu, baru 100 tahun kemudian ada. Dan kita ditakdirkan menjadi bagian dari sejarah itu.
Dalam sejarah Jakarta yang sudah hampir 500 tahun," kata Anies dalam acara Gebyar Dzikir Akbar dan Doa Keberkahan untuk DKI Jakarta virtual dikutip Indozone, Jakarta, Jumat (26/6/2020).

Anies mengatakan, 2020 harus menjadi catatan sejarah tentang bagaimana DKI Jakarta berjuang dan berusaha tangguh untuk menghadapi wabah Covid-19. Hal ini juga menjadi ujian atau ikhtiar bersama tetap tawakal.

"Dan bagaimana kita tawakal kepada Allah dalam kita menjalankan semua ikhtiar ini untuk membebaskan Jakarta dari wabah," ujarnya.

"Insya Allah ini akan menjadi catatan yang akan dikenang oleh anak-anak kita dan generasi anak dari anak-anak kita. Dan insya Allah doakan agar ini semua dicatat sebagai amal salih dari semua orang yang terlibat di dalam melindungi saudara-saudara kita," tambahnya.

Dia menyampaikan, pada dasarnya banyak pihak yang terlibat dan berperan aktif dalam menanggulangi Covid-19 ini, termasuk para alim ulama. Bahkan di tengah kekhawatiran ulama menjadi pedoman masyarakat atau warga.

"Bila pada masa pandemi kemarin, para alim ulama tidak menjadi pendorong untuk kita berada di rumah. Saya tidak bisa membayangkan situasi Jakarta ini seperti apa. Bahkan Ketua MUI, Pak Kyai Munahar Muchtar, dikenal di antara para ketua-ketua MUI se-Indonesia sebagai ketua MUI yang paling progresif di dalam mendorong perlindungan umat dari wabah ini," imbuhnya.

Ia melanjutkan, bahwa hingga hari ini wabah Covid-19 di wilayahnya belum selesai karena masih terdapat penambahan-penambahan kasus baru. Namun demikian, hal masih relatif baik dari sebelumnya.

"Kita menyaksikan bahwa masih ada kasus positif. Tentu masih, karena memang wabahnya belum selesai. Tapi angka positif kita jauh di bawah persyaratan yang disebut dengan berisiko," lanjutnya.

Berkaca dari fakta itu, pihaknya bisa melakukan transisi sesuai standar dunia (WHO) bila angka positifnya 10%. Apalagi, katanya, dalam kurun waktu sebulan terakhir angka positifnya cenderung lebih rendah atau kecil.

"Jakarta, alhamdulillah sudah satu bulan ini angka positifnya rata-rata 5%. Bahkan dua hari ini 3,8%. Artinya kondisi di Jakarta sudah makin terkendali. Tapi ini belum selesai, tantangannya masih besar. Ke depan, kita perlu lebih disiplin," tutupnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Anies Baswedan (@aniesbaswedan) on


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X