Di tengah maju dan berkembangnya Indonesia, masih ada saja daerah yang tertinggal dalam hal kecanggihan teknologi, infrastruktur dan transportasi. Hal ini yang dirasakan warga dua desa di Pangkalan Brandan, Langkat, Sumatra Utara. Puluhan tahun mereka harus naik sampan sebagai alat transportasinya.
Warga menyebutnya sampan dayung atau sampan tambang.
Ada puluhan sampan yang bersandar di Dermaga Lorong Dandhi, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat. Sejak puluhan tahun, sampan ini yang mengantar warga, pria-wanita hingga anak sekolah menyeberang ke dua desa, yakni Desa Perlis dan Desa Kelantan, yang jaraknya 250 meter dari kota Pangkalan Brandan.
Sampan ini satu-satunya sarana transportasi warga, karena enggak ada akses jalan dan jembatan yang menghubungkan kedua desa dengan kota Pangkalan Brandan. Padahal banyak aktivitas yang warga dua desa tersebut lakukan di kota, seperti belanja kebutuhan sehari-hari, bekerja hingga bersekolah.
Untuk menyeberang dari dermaga, warga Desa Kelantan harus membayar ongkos Rp2 ribu per orang, semantara warga Desa Perlis ongkosnya Rp3 ribu per orang, begitu juga sebaliknya.
“Saya sih pengennya segera ada jembatan atau jalan penghubung, karena kalau hujan atau arus sedang kencang, kami ketakutan naik sampan,” harap Yanti, salah satu penumpang sampan tambang.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.