OTT Bupati Probolinggo Dipimpin Harun Al Rasyid yang 'Dibuang' karena Tak Lolos TWK KPK

- Senin, 30 Agustus 2021 | 12:08 WIB
Ilustrasi uang OTT KPK (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Ilustrasi uang OTT KPK (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur,Senin (30/8/2021) dini hari. Dalam OTT tersebut, KPK menangkap Bupati Probolinggo, Jawa Timur, Puput Tantriana Sari bersama sembilan orang lainnya.

Selain Puput, KPK juga menangkap anggota DPR RI Fraksi NasDem, Hasan Aminuddin yang merupakan suami Puput. Mereka ditangkap diduga terkait suap jual beli jabatan kepala desa.

"Sejauh ini, ada sekitar 10 orang yang diamankan di antaranya kepala daerah, beberapa ASN Pemkab Probolinggo, dan pihak-pihak terkait lainnya," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Senin (30/8/2021).

Saat ini, tim KPK masih melakukan permintaan keterangan kepada pihak-pihak yang ditangkap tersebut.

"Kemudian dalam waktu 1x24 jam segera kami tentukan sikap terhadap hasil kegiatan penyelidikan dimaksud," ucap Ali.

OTT KPK ini sendiri dikabarkan berada di bawah arahan Harun Al Rasyid, kasatgas penyelidik yang dinonaktifkan dari KPK gara-gara tak lulus TWK. Meski nonaktif, Harun masih memberikan arahan demi keberhasilan OTT KPK.

Hal ini dibenarkan oleh penyidik KPK Novel Baswedan. Dia menyebut bahwa Harun Al Rasyid yang dijuluki "Raja OTT" di KPK turun tangan membongkar suap di Probolinggo.

Baca juga: Kadernya Kena OTT KPK, NasDem Ingatkan Prosedur Pengunduran Diri

-
Harun Al Rasyid dan Novel Baswedan (Istimewa)

"Setelah sekitar empat bulan KPK enggak bisa OTT, akhirnya Raja OTT yang tidak diluluskan TWK untuk disingkirkan dari KPK yang turun tangan untuk bisa dilakukan OTT," kata Novel Baswedan, Senin (30/8/2021).

Penyelidik KPK nonaktif, Rieswin Rachwell juga mengakui kalau Harun turun tangan dalam OTT kali ini.

"Informasi yang saya terima memang ini adalah hasil kerja keras dari rekan-rekan kami, Penyelidik KPK anggota dari Satgas Penyelidik yang dipimpin Bapak Harun Al Rasyid Sang Raja OTT," ujarnya.

"Saya bangga dengan rekan-rekan kami yang masih terus berjuang memberantas korupsi dan tetap menjaga integritasnya dalam keadaan seperti ini," lanjut Rieswin.

Harun Al Rasyid dijuluki 'Raja OTT" oleh Firli Bahuri pada tahun 2018, karena di tahun itu KPK sering melakukan OTT.  Hingga dia dipaksa nonaktif karena tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan alih stasus ASN, Harun tetap memberikan arahan kepada anggota Satgas tersisa sebagai tanggung jawab moral.

"Saya tahu betul bagaimana beratnya perjuangan rekan-rekan kami sebagai Penyelidik ketika harus tetap menangani perkara ini dengan SDM yang dari semula 7 orang (termasuk Harun Al Rasyid selaku Kasatgas) yang berkurang menjadi 4 orang saja karena TWK," kata Rieswin.

Halaman:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X