Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan hanya di Indonesia ada pejabat industri farmasi BUMN/Swasta dan juga tenaga kesehatan (nakes) yang tertipu dan menipu masyarakat terkait penggunaan obat cacing ivermectin untuk terapi Covid-19.
Hal itu dikatakan Pandu Riono melalui cuitan di akun Twitternya @drpriono1 saat merespons pemberitaan mengenai Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang telah mengeluarkan peringatan untuk tak lagi menggunakan Ivermectin sebagai obat terapi Covid-19.
"Hanya di Indonesia, ada pejabat industri farmasi bumn dan swasta juga Nakes, orang terkenal lainnya tertipu dan menipu rakyat agar konsumsi obat cacing ivermectin untuk Covid-19," tulis Pandu Riono dikutip Indozone, Sabtu (28/8/2021).
Hanya di Indonesia, ada pejabat industri farmasi bumn dan swasta juga Nakes, orang terkenal lainnya tertipu dan menipu rakyat agar konsumsi obat cacing ivermectin untuk Covid-19. Bahkan riset yg dikoordinasikan oleh Balitbangkes @KemenkesRI dibiayai APBN. @BPOM_RI perlu tegas!
— Juru Wabah ???????? (@drpriono1) August 28, 2021
Pandu Riono juga menyayangkan Balitbangkes Kementerian Kesehatan yang telah melakukan riset mengenai Ivermectin dan dibiayai oleh APBN. Untuk itu, dia meminta BPOM perlu memberikan tindakan tegas terkait hal tersebut.
"Bahkan riset yang dikoordinasikan oleh Balitbangkes Kemenkes dibiayai APBN. BPOM perlu tegas," ujar dia.