Warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza tidak menyambut antusias perubahan kepemimpinan di Israel. PM Benjamin Netanyahu kemungkinan besar akan digantikan oleh Naftali Bennett.
Dilansir Reuters, warga Palestina merasa Bennett juga akan melancarkan agenda yang sama. Bennett sangat menyalahkan warga Palestina atas konflik selama ini.
“Kebenaran harus diberitahukan: Perjuangan nasional antara Israel dan Palestina bukanlah atas wilayah. Orang-orang Palestina tidak mengakui keberadaan kami di sini, dan tampaknya ini akan terjadi untuk beberapa waktu,” katanya kepada stasiun televisi Israel, Channel 12.
Bassem Al-Salhi, perwakilan dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan Naftali Bennett tidak kalah ekstrem dari Netanyahu.
"Dia akan memastikan untuk mengungkapkan betapa ekstremnya dia di pemerintahan."
Seorang pegawai pemerintah di Gaza yang bernama Ahmed Rezik (29) juga mengutarakan hal yang sama.
"Tidak ada perbedaan antara satu pemimpin Israel dan yang lain. Mereka baik atau buruk bagi bangsa mereka. Dan ketika menyangkut kami, mereka semua jahat, dan mereka semua menolak untuk memberikan hak dan tanah orang-orang Palestina." ujar Ahmed.
Begitu pula dengan Hamas yang mengatakan pemerintah Israel meskipun berganti-ganti, selalu bersikap penuh permusuhan saat menyangkut hak rakyat Palestina dan tidak berhenti mencaplok wilayah Palestina.
Pemimpin partai Islam yang berkoalisi dengan Bennet, Mansour Abbas juga dikritik dan dicap sebagai pengkhianat karena berpihak pada Israel.
"Dia pengkhianat. Apa yang akan dia lakukan ketika mereka memintanya untuk memilih meluncurkan perang baru di Gaza? Apakah dia akan menerimanya, menjadi bagian dari pembunuhan warga Palestina?" kata Badri Karam (21).
Namun, dalam pernyataannya soal konflik Israel-Palestina, Bennett mengisyaratkan status quo dengan beberapa pelonggaran kondisi bagi warga Palestina.
