Beli Sembako Dibatasi, Warga: Jangan Sampai Stoknya Kosong Aja

- Kamis, 19 Maret 2020 | 15:28 WIB
Pembatasan pembelian bahan pokok di salah satu supermarket di Bekasi Utara, Jawa Barat. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)
Pembatasan pembelian bahan pokok di salah satu supermarket di Bekasi Utara, Jawa Barat. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Mabes Polri mengeluarkan larangan pembelian sembako dengan jumlah yang banyak untuk menghindari spekulan yang ingin menimbun barang. Salah satu warga tidak mempermasalahkan pembatasan itu asalkan stok selalu cukup ketika warga ingin membeli kebutuhan pokok tersebut.

Atik Solihat (30), seroang ibu rumah tangga yang memiliki anak satu ini mengaku tidak keberatan dengan adanya pembatasan pembelian sejumlah bahan pokok itu. Asalkan dia berharap jika stok bahan pokok di rumahnya habis dan dia ingin membeli di toko-toko, maka toko itu harus memiliki stok yang cukup.

"Kalau buat pembatasan dari pemerintah ya kan pasti takutnya orang pada nyetok. Misalnya untuk pembelian beras dibatasi hanya 10 kg itu nggak masalah," kata Atik saat berbincang dengan Indozone di Supermarket, Jalan Kaliabang, Bekasi Utara, Kamis (19/3/2020).

"Cuma yang paling penting nanti agen-agen beras itu setiap waktunya masyarakat mau beli ya stoknya harus ada. Jangan sampai pada saatnya beli malah stoknya nggak ada," sambungnya.

-
Pembatasan pembelian bahan pokok di salah satu supermarket di Bekasi Utara, Jawa Barat. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Dia tidak merasa adanya dampak negatif dari larangan itu. Untuk beras sendiri, Atik mengaku sering membeli beras seberat 5 hingga 10 kg dan tidak pernah menyetok beras di rumahnya.

"Kadang saya beli beras satu karung itu 25 kg bisa terpakai sekitar satu bulan tapi resikonya sering ada kutu berasnya karena lama disimpan. Jadi lebih enak belinya 5-10 kg saja, jadi sehabisnya baru beli lagi kalau saya," papar Atik.

Untuk minyak goreng, dia mengaku tidak keberatan dengan pembatasan pembelian minyak goreng. Sebab, dirinya jarang masak dan tidak memerlukan banyak minyak goreng.

Untuk minyak goreng sendiri diketahui Polri melakukan pembatasan pembelian minyak goreng seberat 2 kg untuk satu orang. Hal itu tentunya tidak berpengaruh bagi masyarakat yang tidak sering masak di rumahnya.

-
Pembatasan pembelian bahan pokok di salah satu supermarket di Bekasi Utara, Jawa Barat. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

"Kalau minyak goreng saya sebulan habisnya 2-3 liter satu bulan. Saya masaknya satu hari satu kali jadi minyak tidak cepat habis," kata Atik.

Sementara, pembatasan pembelian gula pasir bisa saja merugikan masyarakat. Apalagi, jika ada yang sering mengonsumsi gula. Atik memberikan contoh jika di dalam satu keluarga ada yang sangat gemar kopi dan masak menggunakan gula, maka kebutuhan gula di keluarga itu bisa dikatakan banyak.

"Misalnya di keluarga itu si suaminya suka kopi, nah itu pasti sekitar 1/4 gula perhari pasti habis buat kopi, belum juga untuk masak," pungkas Atik.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X